Halaman:Kalimantan.pdf/148

Halaman ini tervalidasi

terdjadi ialah tentang pendaratan tentera Pajung Republik Indonesia di Kalimantan. Kissah tentera Pajung Republik penuh dengan suka dan duka, karena dilakukan oleh pedjuang-pedjuang jang masih muda dalam pengalaman, tapi besar hasrat untuk menjumbangkan darma baktinja terhadap perdjuangan kemerdekaan di Kalimantan. Rentjana untuk mendaratkan tentera pajung di Kalimantan, didahului oleh perundingan antara opsir-opsir Kalimantan jang ada di Jogja dengan Commodore Suriadarma, betapa berfaedahnja apabila pesawat-pesawat Dakota dipergunakan untuk mengangkut dan menurunkan tentera pajung di Kalimantan. Maka dengan seizin Kementerian Pertahanan berangkat sedjumlah 13 orang perwira dan beberapa penerbangan untuk melakukan tugasnja ditempat jang diperingatkan. Mereka jang akan diturunkan itu telah mendapat latihan serba sederhana, dan mereka sungguh-sungguh siap untuk melakukan kewadjibannja untuk didjatuhkan atau diterdjunkan dimana sadja.

 Demikianlah hari jang bersedjarah pada malam tanggal 16 Oktober 1947 djam 23.50 mendjelang tengah malam mereka bertolak dari Hotel Tugu menudju kelapangan terbang Maguwo. Pasukan pajung jang terdiri atas 13 orang dengan pakaian jang sederhana, lengkap dengan alat sendjata, sudah bersedia disebelah pesawat, Tengah malam buta mereka dengan tegak berbaris didepan Kepala Staf Angkatan Udara untuk menerima perintah. Mereka jang akan berangkat itu tidak diperkenankan oleh K.S,ALU, untuk berdjabatan tangan, karena K.S.A.U, jakin dan pertjaja, bahwa mereka anak-anak buahnja akan kembali dengan hasil jang gilang-gemilang.

 Djam 02.30 malam pesawat mulai bergerak dan lama kelamaan lenjap ditelan udara malam, Alam gelap gulita, hanja suara motor terdengar menderu-deru, membawa merka ketempat jang tingginja 9000 kaki. Dengan tidak memakai „meteo check" jang sempurna terlebih dahulu, dengan tidak adanja perhubungan „radio ground to air" dan dengan tidak memberi posisi tiap-tiap setengah djam untuk keperluan S.A.R., mereka terus menudju keangkasa dengan „koers 31", Mendjelang waktu fadjar pesawat mereka telah melajang-lajang diatas rawa-rawa di Kalimantan Selatan. Setelah beberapa menit lamanja melajarng dengan amat rendah untuk mentjari tempat atau perkampungan jang agak datar, namun tidak djuga bersua. Keadaan dalam pesawat Dakota itu agak sedikit paniek terutama karena tiada tempat lapangan jang harus ditudju. Sambil bersenda-gurau sekedar untuk menenangkan perasaan jang gelisah, antara mereka sendiri timbul pertanjaan „turunkan sadja disini". Tetapi kepastian belum djuga ada, sekalipun dihadapan mereka terletak sebuah peta Kalimantan, jang sebentar dimiringkan kekanan dan kekiri kalau-kalau sudah berapa ditempat jang semestinja.

 Sedang pilotnja selalu melihat djam dan djarum bensin, apakah mereka masih dapat pulang Djam 7 pagi tepat mereka melajang diatas bukit jang berderet-deret dan sebelah utaranja 5 mil ada ladang kasar, jang disekitarnja masih terdapat amat banjak tunggak-tunggak bekas tebangan pohon-pohon kaju, dan disinilah mereka akan diturunkan. Mula-mula pesawat itu berputar-putar untuk melihat keadaan dibawah. Setelah itu bel pertama lima orang satu persatu terdjun kebawah. Dan bel jang kedua semuanja terdjun, sedang seorang diantaranta tidak mau turun, mungkin karena takut dan ia dalam keadaan jang amat putjat berdjongkok dipodjok belakang pesawat dan achirnja ia terdjun djuga.

144