Halaman:Kalimantan.pdf/153

Halaman ini tervalidasi

diresmikan mendjadi TNI sebanjak satu kompi, sedangkan untuk daerah Bandjarmasin, sesudah dengan pelbagai tjara kebidjaksanaan pada bulan Pebruari 1950, sebanjak 1 kompi dimasukkan formatie Bataljon 605.

Beberapa hari sebelum penjerahan kedaulatan, berpuluh-puluh barisan dan pasukan gerilja jang bermatjam-matjam tjoraknja itu satu demi satu dilebur dan diresmikan mendjadi Tentara Nasional Indonesia dengan Hassan Basry sebagai Letnan Kolonelnja. Dalam perkembangan ketenteraan di Kalimantan dapat ditjatat adanja perbedaan dengan Djawa dan Sumatera, karena sedjak proklamasi hingga penjerahan kedaulatan sebenarnja tidak ada TNI di Kalimantan. Jang ada hanja organisasi-organisasi bersendjata seperti M.N. 1001, ALRI Kalimantan, Tengkorak Putih dan berpuluh-puluh pasukan pemberontakan.

***

Mengembalikan Keamanan.

Ketjuali daerah Hulu Sungai Kalimantan Selatan jang masih menundjukkan adanja gangguan keamanan, maka didaerah Kalimantan Barat Pemerintah tidak begitu repot, karena daerah bekas Sultan Hamid itu gangguan keamanan hampir tidak ada. Sesungguhnja daerah Kalimantan Barat mendjadi tjermin bagi daerah lainnja dalam soal keamanan. Dan daerah inilah jang termasuk aman diseluruh Indonesia. Sudah tentu akan timbul pertanjaan „apa sebabnja keamanan di Kalimantan Barat demikian baik”? Apakah karena tjukup kuatnja pendjagaan dari pihak polisi dan tentera, ataukah karena keinsjafan rakjat sendiri, padahal rakjat Kalimantan Barat djuga terlibat dalam pertarungan sendjata dengan pihak Belanda?

Dalam babak jang lalu telah dikemukakan tentang suasana dan iklim daerah Kalimantan Barat. Tumbuhnja organisasi gerilja dalam zaman kolonialisme Belanda, sebenarnja adalah karena terpaksa tidak tahan menderita siksaan dari pihak pendjadjah, karena itu mereka memaksakan diri untuk melawan kekuasaan Belanda setjara gerilja. Melihat keadaan di Kalimantan Barat, sesungguhnja tidak memungkinkan untuk hidup langsung suatu organisasi gerilja jang ada dihutan-hutan, tidak sadja karena kekurangan bahan makanan, akan tetapi djuga karena bahaja binatang buas. Dalam daerah jang „kurus kering” jang tidak menghasilkan apa-apa, ketjuali kelapa dan getah, sedang beras jang dihasilkan oleh ladang dan sawah tidak terdapat tjukup di Kalimantan Barat. Oleh karena itu apakah mungkin gerilja itu hidup sepandjang masa, atau menantikan bantuan dari lain daerah untuk melandjutkan perdjuangannja?

Daerah Kalimantan Barat jang terpentjil kedudukannja membahajakan bagi kehidupan kaum gerilja, kalau dalam perdjuangan gerilja itu tidak terdapat rentjana jang tjukup lengkap. Ketjuali dalam menghadapi Belanda, kaum gerilja dapat mendjalankannja dalam batas waktu jang tertentu, karena terdorong oleh kejakinan jang besar, bahwa sewaktu-waktu Belanda dengan sendirinja akan pergi dari Kalimantan Barat. Sebaliknja apabila mereka mendjalankan gerakan gerilja dalam Negara jang sudah merdeka dan berdaulat, terhadap pemerintah bangsanja sendiri dengan tidak mempunjai batas waktu jang pasti, sedang untuk hidup setjara gerilja sama sekali tidak memungkinkan, maka dengan sendirinja tidak ada orang jang mengambil risico demikian besar untuk melakukan gerakan gerilja.

149