Halaman:Kalimantan.pdf/160

Halaman ini tervalidasi

kemungkinan-kemungkinan. Pemerintah selalu berusaha untuk menghindarkan djalan kekerasan, dan apa boleh buat kalau tindakan Pemerintah didjalankan agak keras, semata-mata terdorong oleh kewadjiban untuk mendjaga keamanan dan ketertiban hukum. Pokok pangkal daripada kekeruhan di Hulu Sungai itu, disebabkan adanja anasir-anasir destruktip dari pihak ketiga jang sengadja hendak mengatjaukan keadaan, ialah semata-mata berkisar pada soal keketjewaannja satu golongan lain, sehabis revolusi.

 Dalam hubungan ini sudah barang tentu tidak dapat ditutup-tutup adanja sesalan rakjat terhadap alat-alat negara, bahwa tjaranja alat-alat negara itu bekerdja, belum dapat dipudjikan sebagai suatu mesin negara jang merdeka jang dapat memberikan djaminan dalam daerah sendiri, dimana masjarakat amat mengharapkan djaminan keamanan jang sesungguhnja. Sebagian rakjat jang ketjewa, ditambah pula dengan ketjerdasannja jang belum tinggi, maka tidaklah mengherankan, apabila mereka dengan begitu mudah dapat dihasut oleh lain golongan, sehingga mereka terlibat didalam pelanggaran-pelanggaran hukum jang mestinja didjaganja itu. Buktinja dapat dilihat dari keadaan tragik dibagian Kalimantan Selatan, dimana setelah tidak ada lain djalan jang harus ditempuh, maka mau tidak mau tindakan militer harus didjalankan untuk mengembalikan ketertiban umum.

 Suasana Hulu Sungai mendjadi tjermin besar bagi rakjat Kalimantan umumnja untuk perkembangan-perkembangan jang akan datang. Tetapi meski bagaimanapun djuga adanja gangguan keamanan, namun sebab-sebab jang menimbulkan kekeruhan itu harus dihilangkan dan atau setidak-tidaknja dikurangi. Soalnja apakah bertitik berat pada segi psychologis atau politis, ataukah berkisar pada belum sempurnanja alat Pemerintah mendjalankan kewadjibannja.

 Bila masjarakat belum dapat memberi penghargaan dan mengadakan perhitungan untung -rugi sebagai apa jang mendjadi tudjuan jang belum tertjapai itu adalah satu hal jang dapat dimaklumi.

 Sesungguhnja terdapat satu tudjuan sutji, apalagi sebagai perdjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, tidak boleh sekali-kali memikirkan achir akan akibat senjum-ketawa, tetapi djuga harus menerima hasil jang membawa duka -nestapa dan menjedihkan. Ichtiar dan usaha harus dipusatkan semata-mata kesatu titik, jaitu menjumbangkan tenaga sebanjak mungkin dengan tidak memikirkan kurban jang diberikan. Demikianlah tekad pedjuang, pedjuang jang selalu mengabdi kepada Nusa dan Bangsanja. Bangsa Indonesia telah sampai kesatu batas jaitu Kemerdekaan Nasional jang sudah berwudjud dan mendjadi kenjataan, dimana rakjat sudah dapat menarik nafas lega dan melakukan penjelidikan jang seksama untuk melantjarkan roda perdjuangan selandjutnja. Sekarang rakjat sudah dapat membetulkan sekrupsekrup jang longgar, meminjaki alat-alat jang sudah berkarat, memperbaiki apa jang rusak dan menghargai apa jang harus dihargai dimana telah menundjukkan gunanja selama ini.

 Satu hal jang tak dapat dimungkiri, bahwa selama masa pergolakan jang lalu dan sampai sekarangpun djuga rakjatlah jang paling banjak menderita dan mendjadi bulan-bulanan. Ingat sadja akan kekatjauan di Kalimantan Selatan jang terus-menerus tidak ada hentinja. Selain membikin seretnja perputaran roda

156