Halaman:Kalimantan.pdf/164

Halaman ini tervalidasi

Akibat-akibat jang tidak dapat dielakkan dari keadaan jang demikian itu, ialah suburnja perdagangan gelap dari pantai ke pantai jang memberi keuntungan besar bagi penjelundupan. Bahan-bahan pakaian dan makanan jang biasanja didatangkan dari lain daerah, tidak segera dilepas kedalam masjarakat, karena kaum penjelundup senantiasa mengukur keadaan dengan turun-naiknja harga pasar. Sedang kontrole disepandjang pantai amat sukar dilakukan, karena alat-alat negara masih dalam keadaan kekurangan tenaga. Hal jang demikian ini amat terasa didaerah Kalimantan Barat dan Timur. Karena kedua daerah ini mempunjai perhubungan lepas kemana sadja, ke Singapore, Philipina dan ke Serawak.

Karet dan kopra jang mendjadi sumber penghidupan rakjat turun-temurun, karena sulitnja perhubungan untuk melantjarkan perdagangannja merasa terdesak, dan mau tidak mau mendjual hasil buminja kepada tengkulak-tengkulak jang didalam hal ini mempunjai modal jang agak besar dan melepasnja kedaerah lain dengan djalan gelap. Bagi daerah Kalimantan Barat urat nadi perekonomian langsung dikendalikan oleh orang asing, dan karena itu soal penjelundupan tidak dapat dilepaskan dari kegiatan mereka jang semata-mata mentjari untung sebanjak-banjaknja, sedang kerugiannja diderita oleh rakjat dan negara.

Dalam hubungan itu, agaknja kedudukan sungai dan kali amat penting djika dibandingkan dengan perhubungan darat jang lebih ketjil dan sedikit djumlahnja di Kalimantan, sedang djalan darat tidak begitu banjak dipergunakan, karena perhubungan darat hanja bersifat lokal, sedang hubungan sungai dan laut tidak mempunjai ketentuan batas. Karena itu seluruh perdagangan dipusatkan kepada perdagangan dilaut jang lebih banjak memberi hasil daripada perdagangan darat.

Tempat-tempat didaerah ketjil seperti Kotawaringin jang diperhubungkan oleh lima sungai besar dan ketjil amat penting artinja dalam memadjukan tingkat perekonomian rakjat, karena sedjumlah besar dari tempat-tempat itu terletak disepandjang sungai jang merupakan pangkalan pertama dalam pengiriman dan penerimaan bahan-bahan makanan dan pakaian serta hasil bumi. Kedudukan sungai-sungai dalam daerah itu, jakni sungai-sungai Katingan, Mentaja, Serojan, Kotawaringin dan Djelai, jang mempunjai hubungan langsung dengan laut Djawa, adalah merupakan djalan raja senantiasa dilintasi oleh kapal-kapal bermotor, kapal-kapal lajar dan perahu-perahu besar-ketjil jang mempertalikan suatu daerah dengan daerah lainnja.

Ditepi sungai Mentaja terletak sebuah pelabuhan jang penting, jaitu Sampit jang selalu ramai dikundjungi oleh kapal-kapal dari Surabaja, Bandjarmasin, Djakarta dan Singapore. Disinilah pertemuan kaum pedagang dari pelbagai daerah itu untuk menghidupkan perekonomian rakjat. Sungai-sungai besar seperti Kapuas di Kalimantan Barat, sungai Barito di Kalimantan Selatan dan Mahakam di Kalimantan Timur, sekalipun satu dan lainnja tidak dapat berhubungan langsung, akan tetapi ketiga sungai ini merupakan sumber penghidupan bagi rakjatnja.

Ketjuali dipergunakan sebagai „djalan raja” jang memperhubungkannja dengan anak-anak sungai jang bersimpang siur dan mendjadi tempat perdagangan umum, sungai-sungai di Kalimantan itu memberi hasil ikan jang amat banjak, sedang airnja dipergunakan pula untuk keperluan sehari-hari, kalau

160