Halaman:Kalimantan.pdf/166

Halaman ini tervalidasi

ditempat itu akan dibikin pangkalan udara. Pekerdjaan merintis hutan belukar sepandjang ribuan kilometer itu dikerdjakan oleh penduduk asli, sedang untuk pekerdjaan kasar lainnja didatangkan sedjumlah besar tenaga-tenaga pekerdja dari Djawa dan Madura.

Pekerdja-pekerdja ini dipusatkan di Tanah Gerogot, sedang upah jang diterima mereka terlalu rendah, tidak seimbang dengan beratnja pekerjaan mereka, oleh karena itu tidak sedikit dari djumlah mereka jang meninggalkan pekerdjaan itu, lari kekebun-kebun karet, mendjadi pekerdja-pekerdja kebun-kebun karet, dan sebagiannja menangkap ikan dan sebagainja. Djepang jang datang kemudian jang hakekatnja sama untuk mempertahankan sumber-sumber peperangannja, seperti minjak dan lain-lainnja, memindahkan perhatiannja untuk mempertjepat terlaksananja perhubungan darat antara Balikpapan — Loa Djanan dengan mempergunakan tenaga-tenaga romusha.

Walaupun demikian, Djepang tidak berhasil djuga untuk membikin djalan itu, dan hingga kepada saat mereka menjerah kalah, pekerdjaan itu tetap terbengkalai. Demikian djuga dalam pendudukan tentera Belanda jang baru lalu rintisannja jang dahulu jang kemudian dilandjutkan Djepang, pada waktu itu berusaha pula untuk mengusahakannja kembali. Tetapi rentjana itu berubah, mungkin mengingat biaja jang terlalu besar, sedang para pekerdjanja sukar didapat, maka mereka mentjoba membuka djalan antara Penadjam dalam daerah Balikpapan menudju ke Long Kali, tapi djuga tidak membawa hasil sebagaimana diharapkannja.

Rintisan-rintisan jang telah ada itu, baik jang dikerdjakan oleh pemerintah Hindia-Belanda maupun jang kemudian dilandjutkan Djepang, disambung pula oleh pemerintah pendudukan Belanda, pada tahun-tahun setelah penjerahan kedaulatan dilandjutkan oleh Pemerintah Republik Indonesia daerah Kalimantan, dengan rentjana jang besar-besaran jang menelan biaja bermiljard-miljard. Djalan raja jang akan mendjadi alat perhubungan bagi seluruh daerah Kalimantan, tidak terbatas dalam djangka pendek sadja, akan tetapi djuga dalam djangka pandjang. Dengan lain perkataan, bahwa pembukaan Kalimantan itu meliputi seluruh kepentingan rakjat dan negara, tidak terbatas kepada pembangunan alat-alat perhubungan sadja, dilaut, darat dan udara, malahan djuga dalam batas-batas kesanggupan dan kemungkinan untuk melaksanakan tjita-tjita kemakmuran dan kesedjahteraan sosial.

Perhubungan darat antara Bandjarmasin — Pontianak, dan Bandjarmasin — Balikpapan akan mendekati kenjataan, apabila rentjana jang besar ini disertai oleh semangat gotong-rojong dari rakjat Kalimantan. Pekerdjaan ini sudah dimulai sedjak awal bulan Djanuari 1951, jaitu antara Ampah melalui Muarateweh Kuala Kurun — Tandjung Samba — Bakumpai, Kuala Muhub terus ke Nanga Pinoh bagian Kalimantan Barat. Sedang usaha lainnja ialah membikin tracee jang melalui lembah-lembah antara daerah pengaliran sungai Barito dan sungai Kapuas dengan melalui Buntok. Maka dengan djalan demikian ada dua tjara jang dipergunakan untuk pembangunan alat-alat perhubungan itu, antaranja ialah tracee melalui daerah-daerah jang subur tanahnja, dan tracee lainnja jang kurang melalui sungai-sungai besar, sehingga dengan begitu dapat dihindarkan pengeluaran biaja jang besar buat keperluan pembikinan djembatan-djembatan.

162