Halaman:Kalimantan.pdf/194

Halaman ini tervalidasi

Menurut kebiasaan intan jang masih berkulit, kalau digosok maka 50% daripadanja hilang, maka oleh karena itulah bagi pembelinja, ia harus berhati-hati sekali membeli intan, sebab tidak djarang intan-intan jang dikira berwarna air laut, sesudah digosok ternjata bukan air laut, tapi warna kuning atau minjak kelapa, maka sudah tentu ia akan mendapat kerugian. Inilah sebabnja pekerdjaan ini tidak dikerdjakan oleh orang luar dari kota Martapura, sebab pekerdjaan ini memerlukan praktik jang bertahun-tahun lamanja dan keahlian.

 Dengan melihat harga-harga mentah jang tertjantum diatas ini orang sudah dapat mengira-ngirakan bagaimana harga intan jang sudah mendjadi ,,berlian" itu dan ongkos menggosoknja untuk 1 kerat Rp. 70.― sampai Rp. 100.― dan inipun melihat bentuk intan itu, kalau bentuknja kurang baik dan susah mengerdjakannja menjebabkan ongkosnja mahal.

 Menurut keadaan biasa harga sebidji „berlian” jang sebesar 1 kerat jang air laut, maka harganja Rp. 5000.―, sebesar itu djuga dan warna putih bersih, harganja Rp. 4000.―.

 Warna air laut setengah kerat harganja Rp. 2500.- dan jang warna putih bersih Rp. 2000.―. Selain itu harganja tidak menentu lagi tapi sudah tentu lebih murah daripada harga warna air laut dan putih bersih.

 Berlian jang masuk sepertiga kerat air laut Rp. 2000.― dan jang seperempat Rp. 1750.―.

 Demikianlah keadaan harga berlian itu, bertambah ketjil, tambah turun, ialah antara dua ratus sampai dua ratus lima puluh rupiah.

 Apabila tambang intan di Kalimantan Selatan ini lebih disempurnakan tjara penggaliannja, dengan mempergunakan alat-alat dari mesin, maka bukanlah suatu mustahil, bahwa industri intan lambat-laun akan mendjadi suatu industri negara jang penting.

* * *

Karet.

 Sebagian besar dari rakjat Kalimantan, terutama Kalimantan Barat menggantungkan penghidupannja atas penghasilan karet. Penanaman karet jang dilakukan sedjak tahun 1910 sampai tahun 1912 hampir memakai sebagian tanah-tanah disebelah Utara Kalimantan Barat. Asal mulanja penanaman karet, ialah bibit karet jang didatangkan dari Malaya, dan karenanja suburnja tanah-tanah itu, maka usaha-usaha lain untuk menanam hasil bumi lainnja, seakan-akan tidak mendapat perhatian. Didaerah Kalimantan Selatan orang telah memerlukan datang ke Malaya untuk mentjari bibit dan tjara penanaman karet. Pada waktu itu harga karet f 12,― satu kg, dan oleh karena tingginja harga karet, maka dengan zonder pikir lagi rakjat didaerah Hulu Sungai mengusahakan perkebunan karet. Semua tanaman kopi, sahang dan lain-lain tanaman ditebang untuk diganti dengan pohon-pohon karet, sedjenis tanaman jang memberi hasil.

 Selain dari bibit jang didatangkan dari daerah Malaya banjak djuga diambil bibit karet dari onderneming Hayup dan Tanah Intan. Penanaman karet didaerah

190