Halaman:Kalimantan.pdf/210

Halaman ini tervalidasi

Dan karena itu amat berbahaja, misalnja diserang bandjir. Waktu tiba, sedang air masih terlalu dalam, maka bibit itu tidak bisa ditanam, karena ketuaan.

 Kebanjakan petani membuat bibit untuk beberapa turunan. Bilamana bibit padi itu terlalu lambat ditanam dipersawahan, berhubung dengan pasang naik, maka waktu memungut hasilnja berkenaan dengan musim barat lagi jang membawa air bandjir pula, sehingga padi habis tenggelam.Bagian keempat, ialah persawahan dalam waktu kemarau, jang letaknja memperhubungkan persawahan, sebagai jang terdapat di Kampung Kuliking Banteng Hilir. Persawahan ini djuga ada bahajanja lantaran bandjir. Apabila bandjir datang dari pehuluan, maka air tertahan, hanja air akan berkurang bila air surut, dan sebaliknja djika pasang, maka tertahan pula, sehingga air berbulan-bulan lamanja tergenang dalam persawahan itu.

 Sedang bagian jang kelima, persawahan jang letaknja didalam daerah tanah jang menghubungkan pinggir sungai-sungai besar arah kelaut, sebagai daerah Bandjarmasin. Persawahan ini ditanami dengan padi jang umurnja 10 sampai 11 bulan. Bahaja sawah ini ialah, bilamana terdjadi kemarau kentjang, sedangkan tanaman padi waktu mengeluarkan buah, maka padi agak rusak.

 Bahaja lainnja ialah waktu membuat bibit, jaitu atjapkali datang hudjan sekonjong-konjong, jang mengakibatkan bibit padi mendjadi rusak. Pada galibnja, bahwa padi itu bila ditanam tentu mendapat buah, dan setiap petani mengharapkan hasilnja dalam waktu jang singkat. Tetapi kemauan jang demikian ini ada batas-batasnja. Segala matjam djenis tumbuh-tumbuhan jang tumbuh dibumi ini, ada kehendaknja masing-masing, misalnja kangkung menghendaki tumbuhnja ditanah jang tergenang air, dan alang-alang ingin tumbuh ditanah jang kering.

 Persawahan di Kalimantan semata-mata menurut keadaan dan iklim serta menurut turunnja hudjan atau djalannja air. Bukan setjara bertani jang dapat mengendalikan air. Sekalipun demikian kaum petani jang telah dapat menghasilkan padi dan beras setiap tahun dapat menjesuaikan keadaan iklim dengan keadaan pertaniannja sendiri.

 Dalam daerah Kalimantan Barat pertanian dan persawahan belum mendapat kemadjuan sedikitpun djuga, sekalipun hasil dari pertanian jang kebanjakan dilakukan oleh perseorangan tjukup untuk kebutuhan keluarga petani sendiri. Hasil-hasil padi dan beras jang dapat dikeluarkan dari daerah ini djauh berkurang djika dibandingkan dengan hasil jang dikeluarkan oleh petani-petani di Kalimantan Selatan. Dahulu penduduk Kalimantan Barat tidak begitu mengindahkan tentang soal- soal pertanian, ketjuali penanaman karet dan kopra jang terdapat disepandjang pesisir Pontianak — Sambas. Hanja dari suku Dajak dipedalaman banjak melakukan pertanian dan persawahan, terutama untuk kebutuhan mereka sendiri.

 Sedang pihak Tionghoa melakukan pertanian jang radjin sekali baik tentang penanaman padi, kelapa, karet, dan sajur- sajuran, maka kegiatan bangsa asing itu sebenarnja boleh ditjontoh. Ketjuali itu tanaman meritja jang amat banjak terdapat diantara Singkawang dan Bengkajang merupakan hasil jang lumajan bagi golongan Tionghoa itu. Tanah-tanah jang banjak dipergunakan untuk pertanian ini, ialah tanah pegunungan, sesuai dengan tempat dalam kedua daerah

206