Halaman:Kalimantan.pdf/215

Halaman ini tervalidasi

dan djika digabungkan kampung-kampung itu dengan kampung Pantuan, maka hasilnja akan lebih besar, jaitu sampai 60 ton setiap bulannja.


Bilamana ditarik garis perdjalanan dari Samarinda - Sepatin - Pantuan - Bontang dan Sangkulirang sadja, belum lagi kampung -kampung perikanan lainnja jang terdapat disekelilingnja , maka dalam sebulan dapat diangkut sekurang-kurangnja 100 ton ikan kering dan terasi. Bahkan untuk mengangkut hasil ikan basah ke Balikpapan sudah dapat diharapkan akan memberikan keuntungan jang baik. Misalnja pengangkutan ikan basah dari Sepatin dalam sebulan 6 kali , jaitu dihitung dengan air surut jang biasanja banjak menghasilkan tangkapan ikan pada tiap-tiap tanggal 5 sampai 13 dan 19, maka dalam sebulan dapat diangkut ikan dan udang basah sebanjak 18 ton. Tentu sadja pengangkutan ikan itu tidak boleh kurang dari 3 ton, karena djika demikian kapal akan mendapat rugi.


Dengan djalan berkoperasi dapat mengharapkan bantuan kredit dari Pemerintah dan dengan demikian mereka seorang demi seorang dapat meloloskan diri dari ikatan idjon sistim. Bilamana kaum nelajan telah dipersatukan tenaganja dalam koperasi tidak sadja mengentengkan pekerdjaan mereka dikapalkapal majang malahan djuga mempertinggi mutu penghidupan mereka sendiri, terlepas dari belenggu tengkulak-tengkulak.


Oleh karena itu bangunnja koperasi memberikan pekerdjaan jang tetap pada perkapalan, dan adanja perkapalan menghidupkan usaha-usaha koperasi dengan sendirinja menaikkan setingkat lebih tinggi kedudukan kaum nelajan. Djenis ikan jang terdapat diperairan Kalimantan Timur, ialah ikan djumbul, terubuk, belanak putih, bandeng dan djenis ikan lainnja jang kebanjakan sisiknja mengkilat. Ikan-ikan ini termasuk dalam kwaliteit nomor satu a, sedang kwaliteit nomor satu b, ialah ikan-ikan senangin , sumbal, kurau, terkulu , bawal hitam dan putih.


Kwaliteit nomor dua , jaitu ikan-ikan ketambak, lamun-lamun , bobaraan , kandal bibir dan sumpit- sumpit, sedang jang nomor tiga ialah ikan berunang. Dalam sebulan hasil ikan sebanjak 3349 kg dengan harga Rp. 5.273,32 dengan kapasiteit penangkapan dalam satu kampung sadja rata-rata 15.000 kg seharinja. Apabila diperhatikan keadaan perdagangan ikan di Samarinda teranglah, bahwa perdagangan itu terbagi atas dua bagian, masing -masing ikan laut dan ikan darat. Pedagang -pedagang ikan darat kebanjakan dari anggota koperasi tani dan pedagang ikan laut dimonopoli oleh para tengkulak. Para tengkulak memberikan voorschot kepada bakul- bakul jang mendjadi tangan pertama, dan mereka ini kemudian mendjualnja kelain-lain tempat dengan mendapat keuntungan besar atau ketjil menurut djumlah ikan jang diterimanja.


Dengan mempergunakan alat pengangkut motor tempel dan perahu lajar,

maka segala ikan-ikan itu diserahkan kepada pedagang -pedagang besar dengan tidak menetapkan berapa harganja lebih dahulu . Pedagang -pedagang besar ini membagi-bagikan kembali kepada pendjual-pendjual etjeran dengan harga jang tertentu . Djumlah pedagang besar tidak begitu banjak, dan karena itu tidak ada persaingan. Peranan untuk mengambil untung sebanjak-banjaknja dengan djalan mempermainkan harga, mengakibatkan para nelajan mendjual ikannja dengan harga rendah , karena terpaksa membeli ikan dengan harga tinggi, karena tidak ada pendjual lain.

211