Halaman:Kalimantan.pdf/296

Halaman ini tervalidasi

Pendidikan Orang-dewasa.

 Hampir disegala lapangan sekarang diperoleh kemadjuan-kemudjauan dikalangan pendidikan orang dewasa. Kegiatan- kegiatan menudju kependidikan ini djelas terlihat sedjak tahun 1945 setelah habis perang. Berbagai-bagai faktor timbul karena perubahan-perubahan didunia politik memaksa masjarakat mesti bergerak. Sebabnja antara lain ialah:

 Adanja kemerdekaan Indonesia memberi kemungkinan kemungkinan bermatjammatjam pekerjaan terbuka, baik dikalangan Pemerintah, maupun dikalangan perusahaan. Pembangunan-pembangunan diberbagai lapangan menghadjatkan tenaga-tenaga ahli, atau sedikitnja orang jang tahu dalam vaknja masing-masing. Naiknja harga diri sebagai seorang jang merdeka, mendorong orang-orang supaja berpengetahuan, sedjadjar dengan bangsa-bangsa merdeka didunia (dalam hal ini untuk Kalimantan, setidak-tidaknja mengedjar kekurangan-kekurangan sendiri dibandingkan saudara-saudaranja didaerah lain).

 Maka dengan memakai buah pertimbangan tersebut, timbullah initiatief dimana-mana untuk mendirikan kursus-kursus pengetahuan umum, seperti: kursus-dagang, bahasa Inggris, sedjarah, ekonomi, ilmu bumi, tata-negara dan sebagainja.

 Ternjata rakjatpun menjambut kursus-kursus ini dengan gembira. Orangorang memperlihatkan kehausannja untuk beladjar kembali, terutama dikalangan butahuruf bagi mereka jang tak diberi kesempatan waktu mudanja bersekolah.

 Pemuda-pemuda jang sudah tahu tulis dan batja sekadarnja, pergi menjerbu kursus-kursus dagang, mengetik, steno atau bahasa Inggris. Terutama bahasa Inggris laku sekali. Pengalaman-pengalaman waktu pendaratan tentera Australia beberapa tahun jang lalu memberi tjontoh, bagaimana ketjewanja bagi seseorang pemuda jang tak tahu bahasa dunia itu. Peladjar-peladjar ini bukan sadja anakanak laki-laki, melainkan gadis-gadis tidak mau ketinggalan. Oleh karena itu dalam hal pergaulan antara budjang dan gadis, dengan adanja kesempatan ini tiba -tiba sudah mengindjak phase baru. Sekarang sudah tidak djanggal lagi kalau antara gadis dan budjang duduk berdampingan dihadapan medjanja dalam pekerdjaan dikantor-kantor. Ditengah djalan mereka pulang beriring-iringan. Demikianlah pada umumnja keadaan Kalimantan disekitar tahun 1945 - 1952.

 Tahun 1947 dianggap tahun lahirnja gerakan Pemberantasan Buta Huruf di Kalimantan, karena waktu itulah dibangunkan Badan Sosial jang digerakkan oleh pemuka-pemuka rakjat. Biarpun pada mulanja sokongan Pemerintah tidak ada tetapi roda P.B.H. tetap berputar, berkat kegiatan-kegiatan rakjat sendiri. Dimana-mana P.B.H. didirikan dengan tenaga rakjat, terutama didaerah Hulu-sungai, disana dapat dikatakan pusat Kursus-kursus Pemberantasan Buta Huruf itu.

 Dalam bulan Djanuari 1947 itu djuga telah berdiri 222 buah KPBH dengan 8289 orang murid laki-laki dan wanita. Tiga bulan kemudian djumlah tadi meningkat djadi 271 buah KPBH dengan 9902 orang murid.

 Melihat kemadjuan-kemadjuan jang diperoleh, terutama karena dikalangan rakjat umum semakin insaf akan manfaatnja, tahu membatja dan menulis,

292