Halaman:Kalimantan.pdf/31

Halaman ini tervalidasi

berikan persembahan. Sisa-sisa peringatan serta barang-barang batu dari zaman Hindu diketemukan dibeberapa daerah. Oleh karena itu dapatlah diterka, bahwa bangsa Hindu tahun ± 1000 Masehi mengundjungi Kalimantan dan dengan begitu mempengaruhi penduduknja.

Pada suatu tempat di Kalimantan Timur dekat Sungai Bulungan terdapat sebuah tempat pemudjaan ketjil, terdiri atas sedjumlah artja-artja setinggi orang. Rupa-rupanja ditempatkan disitu dengan tergesa-gesa dan untuk sementara ditaruhnja dalam gua dekat Kombeng. Nampak sekali bahwa artja-artja tadi karena sesuatu bahaja disembunjikannja disitu. Mungkin sekali dilakukannja karena datangnja gelombang Islam dalam daerah. Artja- artja itu merupakan dewa -dewa golongan Sjiwa, seperti Sjiwa, Guru, Ganesja, Kartikeya dan sebagainja. Diduga barang-barang itu berasal dari zaman memuntjaknja kesenian Djawa Tengah dan dipahat oleh musafir- musafir Hindu jang datang berniaga disitu.

Bahwa kerajaan Madjapahit mempengaruhi Kalimantan telah dapat dipastikan, sekalipun tidak dibuatnja tjandi-tjandi jang besar. Hampir dimana-mana terdapat batu-batu jang berasal dari zaman itu; berupa binatang -binatang jang dikeramatkan serta linggam.

Di Santubong (Serawak Selatan) terdapat suatu pahatan diatas batu, melukiskan seseorang. Menurut dongengan turun-temurun pahatan itu melukiskan seorang perempuan jang telah melakukan dosa besar, dan ditaruh disitu untuk mendjadi teladan. Santubong dengan daerahnja atjap kali merupakan tempat pengungsian, baik untuk bangsa Hindu, kemudian Tionghoa, maupun bangsa Melaju.

Keradjaan Hindu Madjapahit pada tahun 1478 ditumbangkan oleh bangsa Melaju (Islam). Dengan tjepat beberapa tempat dapat didudukinja. Dan disitulah diangkatnja Sultan-sultan. Antaranja: Brunei, Sambas, Pontianak, Bandjarmasin, Pasir, Samarinda dan Bulungan. Disamping itu diantara Sultan-sultan tadi ditaruhnja Pangeran-pangeran. Kedatangan bangsa Melaju di Kalimantan ini jang terbelakang sendiri, jaitu baru pada tahun 1160.

Kedatangan bangsa Melaju ini tidak membawa perubahan jang hebat di Kalimantan. Gelombang Islam hanja membadai dipesisir, dimana mereka mendapat banjak pengikut. Tetapi mereka tidak masuk hingga kepedalaman. Dengan demikian penduduk asli masih dapat mempertahankan diri didaerah pedalaman.

Bahwa sedjak awal telah ada hubungan antara Tiongkok dan Kalimantan Utara serta Barat, itupun telah dapat dipastikan. Dongengan kuno melukiskan demikian. Mata uang, petjahan gutji, porselein Tiongkok dan lain-lain barang jang dapat diketemukan membuktikan bahwa bangsa Tionghoa sedjak tahun 618 telah pernah berpidjak di Santubong tersebut diatas. Demikianlah tiga matjam bangsa, jakni Hindu, Melaju dan Tionghoa telah datang di Kalimantan dan masing -masing memberikan pengaruhnja kepada penduduk asli.

Dengan demikian maka di Kalimantan terdapatlah lima bagian suku jang besarbesar, jaitu: Punan, Kalamantan, Kajan-Kenja, Iban dan Melaju.

Golongan Punan.

Tingginja sedang. Istimewa brachycephaal (lebar tengkorak hampir sama dengan pandjangnja) . Rambut tegak, tebal, kaku. Kulit kuning keputihan. Hidup mereka merantau dihutan-hutan, tanah datar dan pegunungan. Belum dapat ber-

27