Halaman:Kalimantan.pdf/351

Halaman ini tervalidasi

Membikin sumpitan dapat dikerdjakan dengan tangan dan dapat pula dengan kekuatan arus air diriam-riam jang dibikinnja seperti kintjir penumbuk padi. Biasanja dalam satu minggu sudah dapat diperolehnja 10 batang sumpitan. Lobang sumpitan harus lurus dan litjin. Dari sebuah pohon biasanja dapat dibuat 10 - 20 batang sumpitan. Kemudian sumpitan itu diberinja tombak jang runtjing pada udjung sebelah atas, sedang pada sisinja dipasang patokan ketjil untuk membidik. Anak sumpit, ialah damak namanja dalam bahasa Dajak. Anak sumpit diperbuat daripada bambu atau kulit ,,nago" atau ,,rigei" jang keras. Diudjungnja ada kaju gabus jang ringan, besarnja kira-kira sama dengan lobang sumpitan.

Pada udjung damak - anak panah - digosok dengan ratjun jang dapat membinasakan binatang buas atau manusia dalam beberapa menit sadja. Ratjun damak diperbuat daripada getah kaju. Tjaranja mentjampurnja ada bermatjammatjam, jaitu dapat dikeraskan dan diringankan, artinja dapat mematikan burungburung sadja. Kaju jang diambil getahnja, jaitu kaju „siren" namanja. Anak panah itu ditjampur dengan getah kaju tuba atau dengan tjabik rawit kemudian dimasak sampai kental dan hitam pekat. Anak panah jang beratjun itu tidak dapat ditaruh disembarangan tempat, tetapi disimpan dalam tempatnja jang telah disediakan, jaitu „telep" namanja, dibikin daripada bambu jang bertutupkan gabus.

Pandjangnja kira -kira dapat memuatkan damak-damak sebanjak 50 batang, diberi tali pengikat sematjam ikat pinggang supaja sewaktu-waktu dengan gampang dapat dikeluarkan dan dipakai. Menurut adat suku Dajak, sumpitan itu tidak boleh dipotong dengan parang atau diindjak-indjak. Kalau ada jang berani berbuat demikian dihadapan orang Dajak, baik disengadja atau tidak, adalah satu penghinaan bagi mereka. Dan mereka dapat menuntut penghinaan itu dalam rapat adat. Sendjata tombak tidak ubahnja dengan tombak- tombak jang terdapat didaerah lain. Bagi orang Dajak jang pandai melemparkan tombak pada sasarannja djarang sekali jang lepas . Oleh sebab itu, dalam pengembalaan atau berburu dihutan-hutan, kalau bertemu dengan binatang -binatang buas dengan segera binatang itu dapat dibunuhnja. Sendjata ini hampir seluruh keluarga Dajak ada menjimpannja. Sendjata talawang diperbuat daripada kaju jang ringan, tetapi liat, tidak mudah patah. Ukuran pandjangnja 1 - 2 meter, dan lebarnja antara 30 50 cm. Perkakas ini terutama dipergunakan untuk membela diri dalam serangan dengan tombak, mandau dan parang. Disebelah luarnja bergambar-gambar lukisan jang mengerikan, misalnja gambar-gambar hantu, iblis dan setan. Menurut ahli-ahli lukis, lukisan-lukisan itu diperbuat untuk membesar- besarkan atau mengobar-ngobarkan semangat kepahlawanan jang memegangnja , supaja tidak gentar menentang musuh.

Sendjata tadji - sematjam pisau ketjil - dibikin dari batu gunung. Bentuknja amat tadjam sebelah-menjebelah. Ukuran pandjang antara 5 - 10 cm. Jang tjukup terkenal di Kalimantan ialah tadji Dajak Pasir, jang diperbuatnja dari besi batu ,,tengger" , dan sendjata ini dipergunakan untuk menjabung ajam.

Mandau sendjata jang terkenal dalam masjarakat Indonesia sekarang ini, karena ketika pemuda-pemuda Kalimantan berdjuang melawan Belanda, sendjata ini banjak dipergunakan, sedang dirumah pembesar tinggi Indonesia sendjata mandau

347