Halaman:Kalimantan.pdf/363

Halaman ini tervalidasi

Pangeran Agung diangkat mendjadi Adipati dibawah Pangeran Sukarama. Sebagai seorang Mangkubumi, Pangeran Sukarama membuat suatu negeri jang letaknja di Babirik.

 Sebenarnja Pangeran Sukarama hatinja sangat djahat terhadap Pangeran Tumenggung dan bermaksud djahat pula, karena Pangeran Sukarama menghendaki supaja ia mendjadi radja. Pada suatu hari ketika Pangeran Sukarama mengadakan keramaian wajang, djuga Pangeran Tumenggung diundang untuk datang menghadiri, tiba-tiba sampainja disitu, Pangeran Tumenggung dibunuh oleh Pembekal Mardata, ialah seorang penakawan dan pesuruh Pangeran Sukarama. Dan dengan demikian setelah Pangeran Tumenggung meninggal dunia, lalu Pangeran Sukarama mengganti kedudukannja sebagai radja.

 Disamping itu ketika terdjadi pembunuhan atas Pangeran Tumenggung, permaisurinja jang bernama puteri Intan sedang mengandung, dan tidak lama kemudian melahirkan seorang putera laki-laki. Setelah terdjadi peristiwa jang sematjam itu, Radja Pangeran Sukarama merasa kuatir, dan anak puteri Intan itu disuruhnja masukan kedalam peti dan dibuang kesungai. Peti jang berisi anak keturunan radja itu hanjutlah dibawa arus sungai, sesudah sampai didekat Muara Tjerutjuk, didapat oleh Patih Masih jang selalu dipeliharanja dan dibawanja kekampung Kuwin.

 Rupanja Pangeran Sukarama tak merasa puas dengan membuang anak puteri Intan, ia bermaksud pula membunuh puteri Intan dengan pengikutnja, tetapi sebelum terdjadi pembunuhan puteri Intan telah melarikan diri lebih dahulu bersama-sama Patih Maha jaitu saudara dari Patih Masih menudju ke Marampiau dan kemudian kekampung Balandian. Setelah beberapa hari tinggal dikampung Balandian, ia mendapat kabar bahwa Patih Masih mendapat seorang anak didalam peti jang dihanjutkan disungai, dan setelah Patih Masih datang kekampung Balandian bersama-sama dengan anak pungutnja itu, maka ternjatalah bahwa anak itu adalah anak kandungnja sendiri jang telah ditjuri dan dibuang kesungai oleh Pangeran Sukarama. Achirnja puteri Intan bersama anaknja disembunjikan oleh kedua Patih tadi dikampung Balandian tersebut

 Kira-kira 12 tahun kemudian, Pangeran Sukarama mendjadi radja, lalu mendirikan suatu istana di Kaju Tangi Martapura dan terus pindah ditempat jang baru dibikinnja itu. Sebalikjna putera dari puteri Intan setelah agak dewasa dan setelah mendengar tjeritera-tjeritera ibunja tentang hal ichwal kelakuan serta perbuatan Pangeran Sukarama itu bermaksud hendak membalas dendam atas kematian ajahandanja. Ketika itu putera dari puteri Intan tadi diberi nama Raden Samudera. Usaha Raden Samudera jang pertama sekali ialah akan pergi ke Djawa dan akan meminta bantuan pada Sunan Serabut.

 Pada waktu itu keadaan radja- radja di Djawa sudah banjak jang memeluk Agama Islam. Setelah Raden Samudera sampai di Djawa dan setelah bertemu dengan Sunan Serabut, achirnja Raden Samudera disuruhnja memeluk Agama Islam dan bergelar Pangeran Suriansjah. Setelah itu Pangeran Suriansjah pulang ke Kalimantan beserta beberapa ribu balatentara dari Sunan Serabut untuk menjerang keradjaan Kaju Tangi.

 Setelah sampai dimuara Bandjar dan sebelum mengadakan penjerangan, setjara satria Pangeran Suriansjah mengirim seorang utusan kepada Pangeran Sukarama untuk memberi tahukan bahwa Pangeran Suriansjah alias Raden

359