Halaman:Kalimantan.pdf/364

Halaman ini tervalidasi

Samudera putera almarhum Pangeran Tumenggung jang ketika itu masih baji dimasukkan dalam peti dan dibuang kesungai akan tiba di Kaju Tangi untuk menjerang kerajaan Kaju Tangi sebagai pembalasan atas perbuatan kedjam Pangeran Sukarama terhadap almarhum ajahandanja Pangeran Tumenggung. Dalam pertempuran ini Pangeran Sukarama dengan balatentaranja dapat dikalahkan, sedang Pangeran Sukarama sendiri dapat ditangkap dan dibuang ke Danau Salak, dan semendjak waktu itu, Pangeran Sukarama dengan semua turunannja tidak boleh lagi memakai gelar Gusti atau Pangeran, tetapi hanja boleh memakai gelar Andin. Demikianlah hingga pada dewasa ini turunan Andin-andin di Danau Salak dan Alai.

 Sebaliknja Pangeran Agung jang mendjadi Adipati Pangeran Sukarama setelah mendengar bahwa Pangeran Sukarama dapat ditangkap dan dibuang lalu Pangeran Agung melarikan diri kebahagian Barito, dan dialah jang mendjadi radja-radja ditanah Barito. Pangeran Suriansjah, setelah menang dalam peperangan tersebut lalu kembali ke Bandjarmasin serta dilantik mendjadi Sultan, dan dialah Sultan Bandjarmasin jang pertama-tama sekali memeluk dan memasukkan agama Islam kedaerah ini, jaitu dalam tahun 1590, sehingga agama Islam dapat tumbuh subur dan berkembang. Sultan Suriansjah memegang keradjaan Bandjarmasin hingga sampai tahun 1620.

Perang dengan Belanda.

 Pada tanggal 14 Pebruari 1606 dimasa Sultan Suriansjah memerintah, datanglah sebuah kapal Belanda jang pertama sekali ke Bandjarmasin dibawah pimpinan Nachoda Belanda Gillis Michiel untuk mengadakan perhubungan dengan Sultan, tetapi setelah anak-buah kapal tersebut naik kedaratan, lalu dibunuh semuanja oleh balatentara Sultan, disebabkan kelakuan-kelakuan mereka itu sangat biadab. Kemudian diantara tahun 1607 dan tahun 1609 bangsa Belanda mentjoba sekali lagi untuk mengadakan perhubungan dagang jang baru dengan Sultan, tetapi tidak mendapat hasil jang memuaskan bagi pihak Belanda.

 Selain daripada itu, oleh karena pada waktu itu rupanja Sultan Suriansjah tidak tetap membajar upetinja kepada Sunan Serabut di Demak, dimana telah didjandjikan ketika Pangeran Suriansjah meminta bantuan menjerang Pangeran Sukarama dahulu, maka atas perintah Sultan Demak diadakan serangan ke Bandjarmasin dan berhasil dapat membakar kota Bandjarmasin. Dalam keadaan jang huru-hara ini, pihak Belanda mengambil kesempatan untuk mengadakan pembalasan atas pembunuhan anak buahnja, hingga dengan demikian Sultan Suriansjah terpaksa mengundurkan diri dan lari ke Kaju Tangi Martapura. Peristiwa ini terdjadi pada tahun 1612. Selandjutnja pada tahun 1620 Sultan Suriansjah meninggal dunia dan dimakamkan dikampung Kuwin, jang sekarang letaknja didekat Mesdjid Kuwin, seringkali diziarahi oleh penduduk.

 Sebagai ganti memegang keradjaan ialah puteranja sendiri jang bergelar Sultan Rachmatullah. Selandjutnja semendjak keradjaan dibawah perintah Rachmatullah, maka kerajaan Bandjarmasin nampak kemadjuannja serta dapat mengembangkan sajapnja keseluruh Kalimantan. Perhubungan dagang bukan sadja dengan bangsa Belanda, djuga dengan bangsa Eropah lain-lainnja.

360