Halaman:Kalimantan.pdf/386

Halaman ini tervalidasi

 Tak diduga, bersamaan waktunja dengan itu, tiba-tiba Radja Pegatan dengan 300 orang suku Bugis telah memihak kepada pemerintah Belanda, lalu mengadakan serangan dari dua djurusan pula, jaitu dari Asam-asam dan Batu Tungku untuk memusnakan pasukan Hadji Bajusin jang berpusat di Sabuhur.

 Daerah jang dikuasai oleh Hadji Bajusin tidak hanja di Sabuhur dan sekitarnja tetapi hingga Riam Kanan, semuanja dapat dipetjah-belahkan oleh pasukan Belanda jang djauh lebih kuat persendjataan dan orangnja, sedang Hadji Bajusin dapat mengundurkan diri kearah Barito.

 Sebaliknja sesudah itu, pada bulan Nopember 1860 terbit pula pemberontakan antara serdadu-serdadu Belanda dengan pasukan pembekal Bungur jang achirnja pembekal Bungur gugur dalam pertempuran.

 Dalam bulan Maret 1861 pertempuran jang sengit terdjadi pula di Tabaniau antara serdadu-serdadu Belanda dengan pasukan Kiai Demang Lehman. Dalam pertempuran itu beratus-ratus serdadu Belanda jang mati, tetapi Kiai Demang Lehman dapat ditangkap oleh pasukan Belanda. Pimpinan pasukannja kemudian dipegang oleh putera Radja jang meneruskan perjuangan.

 Pada tanggal 30 Djanuari 1862, atas usaha dan tipu-daja Kiai Demang Lehman jang dipakai sebagai alat dan perisai oleh pemerintah Belanda, maka Pangeran Hidajat bersama para pengiringnja dapat pula ditangkap. Pangeran Hidajat dipaksa agar menerima apa-apa jang didjandjikan oleh Residen Verspyck, dengan perdjandjian bahwa Pangeran Hidajat akan diasingkan ke Djawa dan sebelumnja berangkat hendaklah lebih dahulu mengadakan pengumuman jang ditudjukan kepada rakjat seluruhnja agar meletakkan sendjata dan djangan mengadakan perlawanan lagi.

 Sekalipun penangkapan Pangeran Hidajat tersebut usaha Demang Lehman, tetapi bagi Kiai Demang Lehman sendiri tidak mengerti kalau akan kedjadian sematjam itu, karena pada permulaannja Residen Verspyck mengatakan bahwa Pangeran Hidajat akan diserahi kembali keradjaannja, maka dengan demikian Kiai Demang Lehman merasa ketjewa dan tertipu seolah-olah berchianat terhadap diri Pangeran Hidajat.

 Demikianlah, dalam bulan Pebruari 1862 ketika pemerintah Belanda membawa Pangeran Hidajat dari Martapura ke Bandjarmasin untuk diasingkan ke Djawa,Kiai Demang Lehman telah mengatur siasat lebih dahulu, jaitu dikerahkannja rakjat Martapura dan Bandjarmasin disepandjang djalanan dengan bersendjata lengkap untuk merebut dan membawa lari Pangeran Hidajat. Dalam pertempuran jang terdjadi, rakjat berhasil membawa Pangeran Hidajat lari ke Riam Kanan.

 Usaha Residen Verspyck selandjutnja tidak sia-sia. Dikerahkannja seluruh serdadunja mengepung daerah jang ditempati Pangeran Hidajat dengan lainlainja jang bersembunji. Serdadu- serdadu Belanda dalam pengepungannja itu bukan untuk mengadakan serangan-serangan tetapi tjukup mengadakan pembelokan-pembelokan dan melarang keras segala bahan makanan dibawa masuk kedaerah tersebut. Achirnja karena pasukan Kiai Demang Lehman dan Pangeran Hidajat kekurangan makanan, maka pada tanggal 28 Pebruari 1862 Pangeran

Hidajat dapat ditangkap kembali, sedang Kiai Demang Lehman tetap mengadakan perlawanan-perlawanan.

382