Halaman:Kalimantan.pdf/390

Halaman ini tervalidasi

 Selandjutnja Pangeran Muda jang datang dari patroli telah dapat menangkap sedjumlah 135 orang anak buah Pangeran Hidajat jang ditangkapnja didaerah Margasari pada tanggal 12 Djanuari 1862. Pangeran Muda telah mengandjurkan kepada segenap orang jang melawan Belanda menjerah dirinja dengan membawa alat-alat sendjatanja, jang nantinja akan mendapat pengampunan. Akan tetapi ternjata Belanda berkeberatan memberi pengampunan kepada mereka. Belanda mungkir djandji, ia tidak bersedia memberikan ampun kepada orang-orang tawanan itu, bahkan tidak memberi tanda djasa kepada Pangeran Muda, karena Belanda beranggapan setiap pemberontak harus digantung.

 Semua mereka jang ditangkap itu akan dituntut dalam pengadilan menurut besar ketjilnja kesalahan mereka. Pada hari mereka dihadapkan dalam ruangan pengadilan hampir sadja terdjadi pertempuran, karena penjerahan mereka itu ternjata dichianati oleh kaki tangan Belanda. Mereka lalu mentjoba melakukan perlawanan dan beberapa orang diantaranja sempat merampas keris, kelewang dan tombak pendjaga-pendjaga, akan tetapi perlawanan itu segera dapat dipatahkan oleh serdadu-serdadu Belanda jang dengan segera mengurung gedung pengadilan dan meredakan keadaan. Tetapi walaupun demikian, beberapa orang diantaranja telah mendjadi kurban sedang ada pula jang sempat lari, menggabungkan dirinja dengan pasukan Pangeran Hidajat. Diantara mereka jang dibebaskan Belanda ialah Gusti Kasan dan Gusti Katjil, bahkan keduanja diangkat mendjadi Pangeran.

 Sekalipun hasil jang ditjapai oleh Pangeran Muda dapat melegakan hati Belanda, namun usaha Pangeran Muda untuk mendapat gelar atau pangkat jang lebih tinggi senantiasa merupakan impian sadja, karena pemerintah Belanda belum sekali djuga merundingkan hal itu dengan dia. Begitupun ia bermaksud, kalau semua kaum pemberontak dapat diselesaikan dengan djalan damai, maka ia madjukan sjarat jang mengikat kepada Belanda, ialah supaja Belanda menjerahkan pemerintahan sipil ketangannja. Ia berani membangkit-bangkit tentang sikap Belanda jang memberikan gelar kepada Gusti Kasan dan Gusti Katjil sebagai Pangeran, sedang jang menangkap kedua gusti itu ialah ia sendiri.

 Untuk memperlihatkan kesetiaannja kepada Belanda maka ia djuga telah berusaha untuk memberatkan padjak, sedang kerdja paksa ditimpakan djuga kepada rakjat. Tindakan ini semata-mata untuk mentjari muka terhadap Belanda, dengan tidak mengindahkan betapa besar penderitaan rakjat. Daerah Margasari jang penduduknja terkenal bentji kepada Belanda, tidak dapat menerima perintah Pangeran Muda, karena mereka tahu, bahwa Pangeran Muda hanja sebagai alat sadja. Oleh karena itu Pangeran Muda, dengan melalui kepala kampung dan Kiai memerintah supaja penduduk taat kepada kerdja pembikinan benteng jang akan didirikan didaerah Margasari. Kiai dan kepala kampung tidak dapat mengerahkan penduduk, selama Pangeran Muda berada disana. Karena gagalnja maksud Belanda untuk mendirikan benteng pertahanannja di Margasari lalu memerintahkan untuk memanggil pulang Pangeran Muda ke Bandjarmasin.

 Pihak Belanda mengetahui, bahwa Pangeran Muda tidak disenangi oleh rakjat dan untuk menghindarkan pertumpahan darah maka ia disuruh pulang ke Bandjarmasin. Tetapi Pangeran Muda jang nampaknja seakan-akan mementingkan diri sendiri, adakalanja merugikan sangat kepada Belanda, bahkan bertentangan

386