Halaman:Kalimantan.pdf/395

Halaman ini tervalidasi

Setahun lebih dari perkawinan tersebut, maka Raden Sulaimanpun mendapat seorang putera jang diberinja nama Raden Bima. Menurut tjeritera tidak lama dari lahirnja Raden Bima atau tjutju dari Radja Tengah, maka Radja Tengahpun berlajar pulang kembali ke Serawak, rindu untuk berdjumpa dengan kaum keluarganja disana jang sudah sekian lama tidak berdjumpa, sehingga ia meninggal disana dan dimakamkan dipinggir Sungai Bedil jang sekarang disebutkan Kuching, ibu negeri Serawak. Tentang pemerintahan negeri ketika itu adalah semata-mata menurut adat-istiadat keradjaan jang sudah-sudah, orang-orang besar bekerdja dibawah Radja, boleh dikatakan orang-orang besarnja bekerdja bersama-sama dengan Radja. Dalam susunan pekerdjaan, Pangeran Mangkurat diberi tugas untuk menjelenggarakan perbendaharaan negeri, dengan mewakili Radja bilamana Radja dalam bepergian . Raden Sulaiman sebagai wazir kedua dalam pemerintahan jang dibantu oleh 3 orang Menteri Keradjaan jang diberi tugas luar dan dalam negeri, ialah Kiai Djoko Sari, Kiai Dopo Negoro dan Kiai Setia Bakti.

Disamping Ratu dan lain-lainnja ada pula pangkat dan gelaran jang disebut Sida-sida, Bentara dan Hulubalang jang kerdjanja sebagai pengawal Radja didalam lingkungan Keraton. Sewaktu mengangkat orang-orang besar dan pegawai tersebut, diadakan sumpah dengan setjara minum air dari rendaman keris pusaka negeri, jang maksudnja dengan setjara ringkas, djika pegawai itu mendurhaka, maka keris itulah nanti jang menuntut tanggung-djawab atas perbuatannja. Beberapa tahun kemudian sedjak dari penobatan Ratu Anum Judo ini, maka timbullah perselisihan jang mulanja ketjil dari pihak Pangeran Mangkurat adik Ratu dengan pihaknja Raden Sulaiman jang sangat kurang menjenangkan hati Pangeran Mangkurat.

Perselisihan ini makin mendalam dengan beberapa antjaman, sehingga menjebabkan matinja Kiai Setia Bakti, sebagai kurban dari perselisihan itu dibunuh oleh kaki-tangan Pangeran Mangkurat. Hal ini oleh Pangeran Mangkurat dibitjarakannja dengan Ratu untuk mengambil tindakan terhadap Raden Sulaiman. Dalam perselisihan itu, rupanja tinggal tenang, sedang Ratu hanja dapat bertindak sebagai pihak ketiga dengan tidak menjebelah salah satu pihak, tetapi Ratu mentjari djalan lain ialah dengan menjelidiki sendiri pokok-pokok perselisihan kedua keluarganja itu. Sepandjang penjelidikan Ratu, bahwa banjak perbuatan dan pekerdjaan jang salah dan bertentangan dengan perikemanusiaan dan bertentangan dengan adjaran agama Islam jang sebenarnja. Oleh sebab itu Ratu tidak mau dan tidak dapat bertindak dengan tepat, untuk mengatasi peristiwa jang sudah terdjadi dan maha sulit itu, terutama sekali jang berkenaan dalam lapangan agama. Sungguhpun demikian tidak kurang usaha Ratu untuk menghilangkan kechawatiran hatinja, supaja djangan sampai terdjadi kantjah peperangan saudara jang tidak diinginkannja.

* * *

Radja Perantau.

Untuk menghindarkan peperangan Saudara itu dari pihak Reden Sulaiman dan pengikut-pengikutnja djuga sudah dipikirkannja dengan semasak-masaknja

hingga achirnja mereka sekeluarga dengan bersama-sama pengikutnja Kiai Djoko dan lain-lain - karena sudah ternjata mereka tidak mau saling mengerti dan tidak

391