Halaman:Kalimantan.pdf/398

Halaman ini tervalidasi

Muhammad Tadjuddin ini keadan dalam sekitar Keradjaan Sambas penduduknja semakin berkembang biak, negeri bertambah makmur dan madju. Perdagangan dan pertanian bertambah ramai. Disebabkan ia mendjalankan roda pemerintahan dengan adil, giat memadjukan perkembangan dalam segala lapangan, menurut pengalamannja sendiri, lebih-lebih perkembangan jang berkenaan dalam agama. Didirikannja mesdjid djami didalam kota, dikampung-kampung diadakan surau, jang pada tiap hari dikala waktu bersembahjang berdengung suara azan menjebut Allah, jang menjatakan perkembangan didalam pendidikan masjarakat Islam, dalam arti pendidikan rohani dan djasmani kearah mengenal dan menjembah Tuhan Jang Maha Kuasa.

Karena itulah dalain perkembangan selandjutnja negeri Sambas masjhur terkenal dan nama Sultan mendjadi harum sampai keluar negeri, sehingga para saudagar dan kaum pelaut banjak berdatangan ke Sambas untuk berdjual-belikan segala barang-barang perniagaannja. Perhubungan silaturrachim antara negerinegeri lainpun bertambah erat dengan perkembangan pergaulan rakjat dengan rakjat kerajaan lain, karena dihubungkan oleh soal-soal perniagaan, tetapi tak kurang pula negeri-negeri lain mengirimkan utusannja sambil membawa bingkisan jang berupa barang kesenian tangan dan barang hasil hutan negerinja sebagai tanda menambah eratnja perhubungan persahabatan dan persaudaraan.

Sesudah Raden Sulaiman meninggalkan ibu negeri Sambas, serta Ratu Anum Kusuma Judo melihat dan memperhatikan keadaan dalam negerinja dapat menentukan siapa jang bersalah dalam perselisihan tempo hari adalah jang mendjadi biang-keladinja suadaranja Pangeran Mangkurat sendiri jang menjebabkan anak negeri meninggalkan Kota Lama, maka berkenaan dengan itu hilanglah sama sekali pengharapannja lalu timbul sesalan jang tak berkeputusan merasakan sedih menjajat hulu hatinja, mengenangkan peristiwa-peristiwa jang mulanja diluar dugaannja sama sekali. Oleh karena itulah ia sekeluarga memutuskan pindah dari Kota Lama ketempat jang lain,jakni ke Sungai Barangan dihulu Sungai Selakau, tempat jang achir ini, sebenarnja terlebih dahulu sudah dipilih serta terkandung niat olehnja, supaja disitu kelak akan dibangunkan sebuah negeri baru, jang diberi nama Kota Balai Pinang.

Tidak berapa lama sesudah Ratu pindah kesana menjusul pula perpindahannja Pangeran Mangkurat dengan keluarganja, karena ia merasa insjaf atas segala kezalimannja, karena segala perintahnja tidak dita'ati rakjat, jang masih tinggal disana. Kemudian sesudahnja Ratu dan Pangeran Mangkurat meninggal dunia, dilantik oleh keluarganja untuk mendjadi Ratu, jaitu putera Ratu jang bernama Raden Bekut dengan gelaran Penambahan Kota Balai dengan permaisurinja Raden Mas Aju Kerontiko, ialah puteri dari Pangeran Mangkurat, mendapat seorang putera jang bernama Raden Mas Dungun.

Diwaktu Penambahan Balai Pinang itu meninggal dunia, maka oleh Sultan Sambas, Muhamad Tadjuddin, diperintahkan kepada beberapa menteri dan Kiai untuk pergi kekota Balai Pinang mendjemput Raden Mas Dungun sekeluarga, supaja tinggal bersama-sama di Sambas. Berhubung dengan itu maka dengan sendirinja ibu negeri Sambas jang bermula dan Kota Balai Pinang itu dalam peristiwa Sultan Muhammad Tadjuddin memerintah dikeradjaan Sambas, keduaduanja tidak berarti lagi dan lenjap ditelan oleh arus masa akibat dari perselisihan faham.

394