Halaman:Kalimantan.pdf/400

Halaman ini tervalidasi

Sedjarah terus-menerus berdjalan. Pada masa Sultan jang ke 5 itu memerintah, maka telah dilantik puteranja jang sulung untuk menggantikannja dengan digelar Sultan Muda Ahmad Tadjuddin. Kemudian sesudahnja Sultan ke 5 mangkat, maka dilantik pula puteranja jang kedua dengan gelaran Sultan Abubakar Tadjuddin I dan ia ini hanja ada mempunjai seorang putera jang bernama Raden Atung.

Oleh Sultan Abubakar Tadjuddin ini, dilantiknja Raden Atung mendjadi Putera Mahkota dengan sebutan Sultan Muda Ahmad dan ketika itu djuga diangkat saudaranja Raden Pasu mendjadi Wazir dengan gelaran Pangeran Bendahara Seri Maharadja. Akan tetapi ia selalu menjebutkan dirinja dengan nama Pangeran Anum. Sedang seorang saudaranja lagi Raden Semar digelar Pangeran Temanggung Djaja Kusuma. Sultan Abubakar Tadjuddin merasa bersedih hati, karena puteranja jang mendjadi putera Mahkota itu telah meninggal dunia dengan tidak meninggalkan seorang putera, hanja beberapa orang puteri sadja.

Berhubung dengan itu maka Sultan lalu mengandjurkan kepada sidang para keluarganja dengan menundjuk Pangeran Anum itu supaja diangkat mendjadi putera Mahkota jang nanti mendjadi penggantinja, sungguhpun pada masa itu ia masih ada mempunjai saudara seibu-seajah ialah Raden Samba, tetapi ia setudju untuk menjerahkan angkatan itu kepada saudaranja, jaitu Pangeran Anum.

Pangeran Anum jang digelar Putera Mahkota dari Keradjaan Sambas, seorang keluarga jang lurus dari bangsawan, mempunjai lain gerak peribadi dari jang lain. Ia disebut oleh lembaran sedjarah sebagai seorang jang gagah-berani, seorang pahlawan tanah-air, ulet didalam segala tindakannja, bidjaksana mengatur siasat dalam perlawanan menghadapi lawan. Dalam djiwanja tertjantum satu sifat satria jang djarang dipunjai oleh lain keturunannja, baik jang sudah-sudah ataupun diwaktu jang akan datang sukar untuk mendapat persamaannja. Dari sedjak dulu sampai disaat matinja, namanja selalu disebut- sebut jaitu ,,mahum Anum" jang dapat memberikan pimpinan bagi tiap putera Sambas. Nama ketjilnja ialah Raden Pasu. Sewaktu ajahandanja Sultan Akamuddin II masih hidup dan masih kuat mendjalankan kewadjibannja, ia telah diangkat dan digelar oleh ajahnja dengan nama Pangeran Anum. Dalam hidupnja diwaktu mudaremadja gemar dengan pergaulan dan sengadja mentjampurkan dirinja dalam kalangan orang-orang pelaut, selainnja dari itu ia suka pula bergaul dalam segala lapangan dan lapisan masjarakat.

Dengan pergaulan itulah dapat beladjar berbagai-bagai ilmu pengetahuan, baik dunia maupun achirat, djuga ilmu gaib-gaib seperti ilmu sihir, magnetisme, ilmu gagah, kebal, silat dan lain-lain. Oleh karena itu namanja terkenal sebagai seorang ahli pelaut, djuga sebagai seorang pahlawan jang tangkas dan ulung jang setiap masa dan waktu sedia mengorbankan djiwa-raganja untuk kepentingan dan keluhuran nusa, bangsa dan agama serta kemakmuran bagi tanah tumpah-darahnja. Selain daripada itu ia mendjalankan siasat peperangan jang selamanja didjalankan dengan setjara terus terang.

Dengan lain perkataan, bahwa ia dalam melaksanakan pemerintahan negerinja, bersedia membuka pintu kuala negerinja untuk kemadjuan negeri dan rakjatnja, agar ekonomi dengan selekas mungkin berkembang, perhubungan negeri makin

396