Halaman:Kalimantan.pdf/410

Halaman ini tervalidasi

patut djadi radja di Pasir telah dikirim kesana dan baiklah Kakah Ukop segera kembali ke Pasir.

Untuk bukti dalam pembitjaraan ini maka Kakah Ukop telah diberikan oleh pembitjara tadi barang- barang: tjeret, tempat air, nama pinggan melawen, batil dari tembaga, barang-barang tersebut ada disimpan oleh Adji Lambat, gong tembaga ada di Batu Botuk, sumpitan akek, kipas emas, sangkutan badju, dan sebuah peti dari batu. Barang-barang ini adalah akan mendjadi barang keradjaan bilamana di Pasir nanti akan diadakan seorang radja. Dengan barangbarang tersebut diatas Kakah Ukop berlajarlah kembali masuk di Kuala Pasir, maka pada malamnja ia bermimpi: ,,Barang apa sadja jang terdapat ditengah djalan mesti diambil dan djangan dibuang"; pada keesokan harinja ketika Kakah Ukop pergi kehaluan perahunja, maka dilihatnja dimuka perahu ada tersangkut satu ruas betung jang besar, maka teringatlah Kakah Ukop akan mimpinja semalamnja dan lalu mengambilnja. Demikianlah seruas betung itu bersama-sama barang dibawa kerumahnja, tetapi betung itu ditaruhnja diatas salajan dapur tempat kaju api. Atas kedatangan Kakah Ukop, maka penduduk bergembira dan menanjakan hasil perdjalannja. Kakah Ukop mendjawab, bahwa menurut pembitjaraan dan perdjandjian dari salah seorang jang diketemuinja dipinggir langit, bahwa jang bakal mendjadi radja di Pasir sudah mereka kirim kemari.

Barang-barang bukti untuk kerajaan Pasir diperlihatkannja sesudah itu disimpan baik-baik dirumahnja. Kemudian ternjata, bahwa sepeninggal Kakah Ukop tidak ada seorang djuapun jang datang didaerah Pasir. Mendengar demikian lalu Kakah Ukop bermaksud akan berlajar untuk kedelapan kalinja guna mentjari radja. Sepeninggal Kakah Ukop dalam perdjalanan, maka isterinja jang bernama Itak Ukop, berhubung dengan banjaknja turun hudjan sehingga kaju api untuk persediaan memasak, diatas salajan dapur habis sama sekali, hanja tinggal seruas betung jang besar dibawa Kakah Ukop dalam pelajarannja jang ketudjuh kali. Dengan tidak berpikir pandjang, maka Itak Ukop mengambil seruas betung tersebut untuk didjadikan kaju api dan dibelahnja. Sesudah betung itu dibelah, maka terdapatlah sebutir telur jang agak besar dan dengan sangat heran ia ambil telur tersebut dan ditaruhnjalah didalam sebuah pinggan melawen. Pinggan itu diletakkannja didekat tempat tidurnja.

Tepat pada tengah malam, maka terdengarlah olehnja telur menetas dengan diiringi oleh tangis anak ketjil sedang menangis. Seisi rumah semua bangun untuk menjaksikan kedjadian jang adjaib itu, anak itu diambil dan dimandikan oleh Itak Ukop serta diselimuti dengan kain tjindai dan dipelihara dengan sebaik-baiknja. Anak itu adalah seorang perempuan dan lalu diberi nama Puteri Betung, karena asalnja didapat dari dalam belahan betung. Kebetulan si Ukop, kerbau putih kepunjaan Kakah Ukop sedang beranak djuga dan mengeluarkan air susu jang baik, maka dengan air susu itu Puteri Betung dipelihara dari bulan ketahun sehingga besar. Puteri Betung telah berusia 14 tahun, parasnja sangat elok, sehingga tersiar kemana-mana tentang hal ketjantikannja. Pada suatu waktu jang tidak disangka- sangka Kakah Ukop kembali dari pelajarannja dengan tidak pula membawa hasil jang dimaksudkan.

Ketika tiba di Muara Pasir , maka ia mendapat kabar bahwa isterinja mendapat seorang anak perempuan jang sangat tjantik sepeninggalnja dalam pelajaran.

406