Halaman:Kenang-Kenangan Pada Panglima Besar Letnan Djenderal Soedirman.pdf/14

Halaman ini telah diuji baca

Saudara-saudara,

 Pada hari ini kita memperingati seorang Indonesia jang besar, seorang peradjurit jang setia terhadap perdjuangannja, seorang pahlawan Kemerdekaan Rakjat Indonesia.

 Hampir semua jang hadir disini mengenal Djenderal Soedirman dari dekat sebagai Bapak, sebagai teman seperdjuangan, sebagai peradjurit, sebagai patriot dan sebagai manusia.

 Lebih dari 4 tahun kita bekerdja dibawah pimpinan Djenderal Soedirman.

 4 tahun itu adalah waktu jang sangak sulit; tidak ringan perdjuangan selama waktu itu.

 Angkatan Perang kita telah menghadapi kesulitan-kesulitan dan antjaman-antjaman dari dalam dan dari luar selama Angkatan Perang itu berada dibawah Pimpinan Djenderal Soedirman.

 Dalam keadaan jang bagaimanapun sulitnja, dengan tiada mengingat dirinja sendiri, Djenderal Soedirman selalu bertindak sesuai dengan sumpahnja sebagai peradjurit.

 Dalam waktu Angkatan Perang menghadapi kesulitan-kesulitan jang baru, akan tetapi djuga

Kol. T. B. Simatupang :

    DJENDERAL SOEDIRMAN.... „adalah seorang Indonesia
    Besar, seorang Peradjurit jang setia terhadap perdjuangannja seorang pahlawan Kemerdekaan Rakjat Indonesia.”


menghadapi kemungkinan-kemungkinan jang baru bagi perkembangannja, Angkatan Perang Indonesia kehilangan Bapaknja. Kita jang sekarang berkumpul disini, bersama-sama dengan teman-teman kita jang sekarang tersebar dimana-mana, di Pakistan, di Djokjakarta, di Kalimantan, di Sulawesi, di Sumatera, di Djawa Barat, ja, dimana sadja tugas sebagai peradjurit memanggil, kita semuanja diberikan oleh sedjarah tugas untuk melandjutkan usaha-usaha dan perdjuangan jang sampai sekarang dipimpin oleh Djenderal Soedirman. Tugas itu tiada ringan, tugas itu akan meminta korban-korban jang baru dari kita.

 Pada waktu kita memperingati Bapak Angkatan Perang kita, marilah kita memperingati pula semua teman-teman seperdjuangan jang telah memberikan djiwanja atau kesehatannja bagi keselamatan rakjat Indonesia.

 Pada saat ini saja, atas nama Saudara-saudara sekalian mengutjapkan djandji, bahwa kita akan selalu mendjundjung tinggi pengorbanan mereka dengan bertindak dan hidup sebagai peradjurit Indonesia jang sedjati.

 Tadi malam J. M. Menteri Pertahanan mengutjapkan dalam pidatonja: „Seorang Peradjurit setelah menunaikan kewadjibannja terhadap Negara dan Bangsanja telah dipanggil oleh Tuhan jang Maha Esa”. Dapatlah saja menutup pidato jang singkat ini dengan menjatakan: „Beribu-ribu peradjurit Indonesia bersedia untuk meneruskan perdjuangan untuk mana Pak Dirman telah memberikan hidupnja”.

 Sekian.

Djakarta, 30 Djanuari 1950.


Kiri: Mobil djenazah menudju kemesdjid-raya Djokjakarta. Disepandjang djalan kelihatan rakjat dari segenap lapisan berdiri ditepi djalan tanda turut menjatakan duka-tjitanja.
Kanan: Djenazah diusung kemesdjid-raya.

12