Halaman:Kenang-Kenangan Pada Panglima Besar Letnan Djenderal Soedirman.pdf/15

Halaman ini telah diuji baca

Kol. Gatot Subroto:

    Bapak Soedirman telah menunaikan kewadjibannja jang setia...
    Beliau selalu dipandang sebagai Pemimpin jang djudjur jang selalu memberi tjontoh dan dorongan jang kuat.....


 Dengan rasa pilu dan sedih saja memberitahukan kepada segenap Anggauta Angkatan Perang dan kepada seluruh rakjat wilajah Djawa Tengah, bahwa Bapak kita, Djenderal Soedirman, Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia, kini Kepala Staf Angkatan Perang R.IS., pada hari Minggu malam tanggal 29 Djanuari 1950 djam 18.30 telah dipanggil kembali menghadap Tuhan dengan tenteram dan tenang, di Magelang.

 Bagi Anggauta Angkatan Perang, mangkatnja Bapak Soedirman ini dirasakan sebagai kehilangan seorang Ajah jang sebenarnja. Seorang Ajah jang selalu memberi kekuatan, selalu mempersatukan anak-anaknja jang beribu-ribu djumlahnja, serta terpentjar tempatnja. Bapak Soedirman hingga pada sa’at mangkatnja belum pernah bergembira suka bersama-sama anak-anaknja, tetapi ditiap sa’at susah dan sukar, sa’at-sa'at pengembaraan dihutan dan digunung, disitu Almarhum selalu berada, memimpin dan menghimpun. Itu dirasakan meresap oleh seluruh Anggauta Angkatan Perang kita.

 Bagi rakjat seumumnja, Bapak Soedirman selalu dipandang sebagai Pemimpinnja jang djudjur, jang selalu memberi tjontoh dan dorongan jang

Djenazah diusung oleh para-opsir tinggi.

kuat, kearah persatuan masjarakat, kearah pengorbanan sutji terhadap peri-kemanusiaan, peri-ke-Tuhan-an, kearah Pantjasila jang mendjadi pelangi Bangsa Indonesia.

 Bapak Soedirman telah menunaikan kewadjibannja jang sutji terhadap Nusa dan Bangsa dengan segala pengorbanannja, jang pantas sekali mendjadi suri-tauladan seluruh Bangsa Indonesia.

 Marilah kita berduka-tjita, mengenangkan wadjah-Ajah, dengan bersumpah pada diri-pribadi, akan meneruskan djedjak Bapak, mendjaJankan semua piwelingnja jang luhur, hingga tjita-tjita kita dikabulkan oleh Tuhan Jang Maha Luhur dan Sutji Abadi.

 Kepada semua kantor, kepada segenap rakjat, saja perintahkan untuk pengibaran-duka dari Sang Dwiwarna, sebagai tanda penghormatan terachir kepada Bapak Soedirman Almarhum, selama tiga hari.

Inna Lillahi wa'inna Illaihi rodji'un.


Gubernur Militer D.M.I. II/II-Div. III
GATOT SUBROTO — KOLONEL.


Djenazah memasuki gerbang mesdjid-raya jang diiringi oleh letusan senapan para-perwira sebagai tanda penghormatan militer (salvo).

13