Halaman:Kitab magnetiseer dan mengobatin dengan air.pdf/9

Halaman ini tervalidasi

- 5 -

Orang jang soedah mempeladjari dengan jakin mengoempoelkan kekoeatan gaib, bisa merasa pada pengaroeh dirinja, apabila ia bertentangan pada lain orang, dan dengan itoe djalan ia bisa lantas goenakan suggestienja dengan laloeasa boeat pengaroehin pada fihak jang lain, soepaja tachloek dibawah pengaroehnja, pada koetika mana dengan moedah ia bisa alirkan kekoeatannja boeat mengasi tenaga pada orang jang zwaak, sampe orang itoe merasa dapat satoe tenaga baroe boeat melawan penjakitnja.

Kekoeatan Magnetisme ada teramat besar, itoelah achli-achli ilmoe tida bisa bantah, tetapi tida perloe saja meroendingkan itoe sampe begitoe djaoeh, sebab maksoed saja tjoema berdasar pada Magnetiseer boeat mengobatin orang sakit, sedang boeat lain-lain bagian jang menjatakan besar kekoeatannja Magnetisme, saja nanti toelis lebih djaoeh di lain-lain boekoe jang kemoedian bakal saja terbitkan.

Diantara banjak matjam boekoe-boekoe jang saja soedah batja, ada poela satoe practijk dari Dr. LOUIS KUHNE jang amat bergoena boeat menoeloeng orang sakit dengan zonder obat-obatan, djalannja ada mirip dengan Magnetiseer, tetapi Dr. LOUIS KUHNE ada goenakan tenaganja oewab air, jang nanti saja terangkan dalam ini boekoe.

Semoea apa jang saja toelis disini, satoe persatoe saja soedah tjoba dan soedah njatakan mandjoernja, dari sebab itoe maka pambatja tida oesah sangsi-sangsi lagi boeat lantas beladjar dengan soenggoeh hati.

Satoe satoenja saja poenja pengharapan pada pembatja jang ingin beladjar Magnetisme, jalah moesti pertjaja pada diri-sendiri, karena dengan zonder mempoenjai itoe kepertjajaän jang tegoeh, orang tida kisa mendapatkan itoe kekoeatan gaib dari natuur. Maka siapa jang soedah kerdjakan dan tida bisa dapatkan maksoednja, haroes menjelidiki dengan sabar, apakah diantara ia poenja perdjalanan semoea tida ada jang bertentangan dengan maksoed-maksoednja ini peladjaran? dan djangan lantas djatoehkan itoe kesalahan pada si :

Pengarang,

TJOA BOE SING.

Prambon
Kediri, Januari 1938.