Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/138

Halaman ini tervalidasi

dianggapnya sebagai orang kampung yang tidak mengenal kehidupan Belanda. Akibatnya, ia memperlakukan istrinya dengan sangat buruk. Kenyataan itulah yang membuat Hanafi memutuskan untuk tidak kembali kepada istri dan anaknya.

4.1.3 Konflik antara Lama dan Baru

Sebagaimana halnya konsepsi sejarah Minangkabau, perkembangan alur novel berlatar Minangkabau juga bersifat Spiral. Dalam novel Sitti Nurbaya, awal dan akhir sekaligus mempunyai persamaan dan perbedaan. Tokoh yang semula bersatu, setelah berpisah akhirnya berkumpul kembali. Akan tetapi, perkumpulan di bagian akhir cerita itu berbeda dari yang ada di bagian awal cerita. Pada bagian awal yang berkumpul adalah manusia hidup, sedangkan pada bagian akhir yang berkumpul hanyalah kuburan. Begitu juga halnya dengan Hanafi dalam Salah Asuhan. Novel ini memiliki kecenderungan yang tidak jauh beda dari novel Sitti Nurbaya. Tokoh yang semula bersatu, kemudian berpisah, akhirnya berkumpul kembali, tetapi dalam bentuk yang berbeda. Hanafi kembali ke kampung halamannya dalam wujud mayat setelah memutuskan untuk tidak berkumpul dengan anak dan istrinya yang sudah mulai mencintainya, Persatuan mereka terjadi setelah kematian Hanafi.

Dalam Tenggelamnya Kapal van der Wijck, tokoh Zainuddin dan Hayati pada awalnya berkumpul, kemudian berpisah. Pada akhirnya bersatu kembali, tetapi dalam bentuk manusia yang telah jadi mayat. Hayati meninggal karena kecelakaan, sedangkan Zainuddin meninggal karena rasa bersalah yang tidak putus-putusnya terhadap Hayati. Dalam Salah Pilih, persatuan Asri dengan Asnah yang pada awal dan akhir cerita pun mempunyai persamaan dan perbedaan sekaligus. Pada bagian awal cerita Asnah berperan sebagai adik, sedangkan pada bagian akhir cerita ia berfungsi sebagai istri.

Dalam Pertemuan, Masri bertemu kembali dengan kakak angkatnya dalam wujud yang baru, yakni perte-