Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/185

Halaman ini tervalidasi

sempurna. Sosoknya digambarkan sebagai seorang wanita yang cantik dan menarik. Karakter biologisnya itu membuat laki-laki terpesona dan ingin menarik perhatiannya. Hal tersebut tersurat dalam kutipan berikut.

Pipinja sebagai pauh dilajang, jang kerap kali merah djambu kelihatan, bibirnja merah limau seulas, mulutnja seperti delima merkah, jang senantiasa dihiasi oleh senjum-senjum simpul, sehingga terbajanglah dua leret gigi jang sama pepat, berbajang putih laksana gading, dagunja sebagai lebah bergantung dan hidungnja jang mendasun tunggal itu, semupakat mendjadikan mukanja jang hampir seperti daun budi. Rambutnja jang hitam laksana dawat, terbelah dua, berat kesebelah kiri kepalanja, kiri-kanan meliputi telinganja jang sebagai tjendawan muda, sehingga hanja sepasang anting-anting mas sadja kelihatan, bersenang hati, berbuai berajun-ajun pada tjuping jang kuning manis itu. Diatas dahinja jang sebagai kiliran tadji itu, berombak-ombak kelihatan rambutnja, jang menambah tjantiknja djuga serta penguatkan besi berani akan penarik hati anak sidang manusia (Pamuntjak, 1961:129).

Sosok wanita perkasa itu juga terlihat dalam Merantau ke Deli. Tokoh Poniem digambarkan sebagai wanita yang sabar, berjiwa besar, teguh pada pendirian, berkemauan keras. serta taat pada suaminya. Kemauan keras dan semangat untuk memperbaiki kehidupannya dengan Lemanlah yang akhirnya membawa mereka pada kehidupan yang lebih baik. Dengan jiwa besar, ia menerima kenyataan pernikahan suaminya dengan Mariatun, wanita sekampungnya. Jika pernikahan itu akan membuat suaminya bahagia, ia rela dan mengikhlaskannya untuk menikahi wanita lain. Ketika ia mendapatkan perlakuan yang buruk, baik dari Leman maupun istri barunya dan merasa harga dirinya sebagai seorang wanita

173