Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/186

Halaman ini tervalidasi

seperti diinjak-injak, ia pun kemudian berontak. Pemberontakan itu berujung perpisahan dengan suami yang dicintainya. Namun kemudian, dengan kesabaran dan semangat untuk melanjutkan kehidupannya, ia mampu bangkit dan memetik buah dari perjuangannya itu.

Di samping terlihat gambaran tokoh perempuan yang memiliki kejantanan mental layaknya seorang laki-laki, novel berlatar Minangkabau juga menghadirkan tokoh perempuan yang memiliki sikap yang berlawanan dengan tokoh perempuan perkasa, sebagaimana yang telah digambarkan sebelumnya. Mereka cenderung memiliki sikap yang tidak terpuji dan tidak disukai oleh masyarakat. Dalam Salah Pilih, hal tersebut tergambar dalam diri Saniah, istri pilihan Asri.

Akan tetapi Saniah? Kecuali sifat-sifat ibunya yang sangat terpengaruh sejak muda oleh kebesaran kehormatan Tuanku Laras semasa dalam jabatannya, sudah mengalir dalam darahnya, ia pun terlalu meniru-niru kese- nangan dan kemegahan nona-nona Belanda yang gila kecantikan diri. Selama bersekolah di Bukittinggi payah aku membimbing dia supaya tetap berkepribadian sendiri - kepribadian bangsa jua - tetapi usahaku tidak berhasil. Lebih-lebih setelah ia kembali ke dalam asuhan bunda pula... ah, Saniah semakin manja, semakin tinggi hati, sombong, ya, semakin mementingkan diri sendiri saja. Ia tidak mau bersusah payah, enggan ke dapur hanya mengerahkan tenaga babu dan koki untuk keperluan rumah tangga dan memandang rendah adat-istiadat orang kampung biasa dan hina orang kebanyakan. Jadi, kedua macam sifat yang buruk itu - sifat bangsawan kuna bunda dan sifat “kecantikan” nona-nona atau nyonya kaum senang dan megah - rupanya telah menjadi

tujuan hidup baginya (Iskandar, 2003:68).

174