Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/89

Halaman ini tervalidasi

ada yang mengalami kegagalan dalan kehidupannya. Dua hal tersebut pasti akan dialami oleh setiap manusia yang hidup. Masing-masing kita telah mempunyai suratan nasibnya sendiri-sendiri.


"Tentu saja nasib orang tak dapat disamakan dengan nasib awak, Ibu! Seakan-akan lupa Ibu akan adat di atas dunia ini: adat juara kalah-menang, adat saudagar laba-rugi. Adat melepas dagang jauh, buruk, dan baik akan bersua! Tentang suamiku, Kak Marah menantu Ibu yang buruk itu,...seperti menanti ara hanyut, kata Ibu? Sabar, Ibu, jangan kata terdorong-doroang. Siapa tahu, barangkali cita-cita Ibu kelak dapat dipenuhinya." (Iskandar, 2002:84).


Dalam Merantau ke Deli, manusia dianjurkan untuk tidak berputus asa. Selama manusia memiliki keinginan untuk berjuang, rezeki pasti akan datang karena semuanya itu memang sudah diperuntukkan oleh Tuhan bagi umatnya. Halangan dan rintangan yang muncul dalam mengayuh bahtera kehidupan akan teratasi jika manusia selalu berusaha untuk mengubah kehidupannya. Saling mengerti dan bahu-membahu serta cinta kasih merupakan obat yang sangat mujarab dalam menghadapi kesusahan hidup yang dialami. Manusia harus berani menghadapi segala bentuk kesusahan. Jika perlu, setiap saat manusia harus merasakan kesusahan tersebut karena dengan semakin sering manusia didera oleh kesulitan, semakin berpengalamanlah dia dalam menghadapi kehidupan ini. Bukankah pengalaman merupakan guru yang paling berharga?


Di antara beribu makhluk yang percaya akan kekayaan Tuhan, memang bumi membuahkan padi dan tanah menghasilkan emas, yang tidak putus asa, yang percaya bahwa selama nyawa dikandung badan, rezeki telah tersedia, adalah terdapat kedua suami istri itu, ke luar dengan hati yang gembira, percaya akan pertolongan Tuhan,