Halaman:Konflik; Konsep Estetika Novel-Novel Berlatar Minangkabau Periode 1920-1940.pdf/91

Halaman ini tervalidasi

mamaknya mengharuskan Masri mengawini Chamisah. Walaupun ia sendiri tidak menyukai perkawinan tersebut karena telah mempunyai rencana sendiri untuk kehidupannya, ia tidak dapat menolak keinginan mamak dan ayahnya, yang memaksa dia untuk menikahi Chamisah. Akan tetapi, akhirnya tokoh Masri sampai pada kebahagiaan yang diidamkannya.

Hal yang sama juga terjadi pada diri Asri dalam Salah Pilih. Ia harus berada dalam posisi si malakama sebelum akhirnya mencapai kebahagiaannya pula. Ia dapat berkumpul dengan Asnah, wanita yang sebenarnya ia cintai dan harapkan untuk menjadi pendamping hidupnya. Begitu juga alnya dengan Nurdin dalam Darah Muda. Ia harus menghadapi si malakama itu sebelum sampai pada kebahagiaannya. Ia harus berperang dengan batinnya ketika Menghadapi penolakan ibunya terhadap calon pendamping hidup yang dipilihnya sendiri. Fitnah dan hasutan orang yang tidak suka kepada Rukmini, wanita yang dicintainya, harus ditelannya sendiri. Namun, kondisi si malakama ini berakhir dengan kebahagiaan karena ia dapat berkumpul dengan Rukmini, kekasihnya.

Tidak semua novel berlatar Minangkabau periode 1920-1949 memberikan penyelesaian terhadap situasi si malakama itu. Karena Mentua, Siti Nurbaya, Salah Asuhan, Tenggelamnya Kapal van der Wijck berhenti hanya pada situasi itu saja. Marah Adil dan Ramalah dalam Karena Mentua, akhirnya berhenti pada situasi si malakama. Mereka bersatu kembali setelah dipisahkan oleh mertua yang kejam dalam bentuk kematian. Bagitu juga halnya dengan Sitti Nurbaya, Samsul Bahri, Baginda Sulaiman, dan Sitti Maryam dalam Sitti Nurbaya berkumpul kembali, tetapi hanya dalam bentuk kuburan.

Tatkala mereka tiba di tempat yang ditujunya, kelihatanlah di sana olehnya lima buah kubur sejejer berdekat-dekatan. Kelima kubur itu sama besar dan sama bentuknya. Pada tiap-tiap kepala kubur ini, ada batu nisan dari marmer, yang tertulis dengan huruf air mas (Rusli, 2002:271).


79