Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/110

Halaman ini tervalidasi

Pada clash II Jogjakarta diduduki oleh tentara Belanda, maka S.G.P. mulai tanggal 18 Desember 1948 sampai 29 Djuni 1949 ditutup, dan S.G.P. mulai dibuka lagi pada 8 Agustus 1949. Dari tahun 1950 s/d 1952 hasil S.G.P. jang lulus dalam udjian penghabisan ada 192 orang, jang melandjutkan dari klas 3 keklas 4 ada 19 orang, dan jang ke S.G.A. ada 11 orang.

Djasa perdjoangan para Guru dan murid-murid dalam clash II selaras dengan kesan ibu Sri Umijati pada 1946: „Djanganlah anak-anak wanita kami kehilangan kewanitaannja dalam masa pantjaroba ini. Mereka dalam perdjoangan harus tetap wanita”.

Berkat dari gemblengan Ibu Umijati ini njata dapat berubah sebagai berikut: Pada permulaan clash II Ibu Asrama S.G.P. Kamdijah, karena masih mempunjai banjak persediaan bahan makanan, dapat menolong beberapa keluarga. Saudara Kamdijah pernah didatangi serdadu Belanda, supaja para murid jang pada waktu itu masih ada 50 orang tinggal di Asrama, suka membantu mereka dengan mentjutjikan pakaiannja. Permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Sdr. Kamdijah, jang membentak: „kun je zelf niet wasschen?”.

Ditulis setjara singkat tentang perdjuangan para murid-murid dan para Guru S.G.P. ambil peranan jang penting, ialah mereka mendjadi penghubung utama dari tentara kita dari dalam Kota kedaerah gerilja.

SEKOLAH TAMAN KANAK-KANAK.

Didalam alam pendudukan tentara Belanda Sdr. Suparno dan Sutosono dengan bantuan teman-temannja berhasil mendirikan Sekolah Taman Kanak-kanak didjalan Merapi, dibawah pimpinan Nj. Kartono bertempat di djalan Merapi 18, mendapat perhatian dari penduduk Kotabaru. Diantara penduduk itu terdapat Nj. Fatmawati Sukarno, Nj. Hatta dan Nj. Suriadarma.

Mereka menaruh perhatian besar pada sekolah Taman Kanak-kanak tersebut. Nj. Fatmawati tiap hari, menghantarkan dan mendjemput putera dan puterinja, Guntur dan Megawati, jang masuk Sekolah di Taman Kanak-kanak tersebut. Nj. Hatta-pun sering pula menengok kesekolah darurat tersebut. Untuk memelihara semangat perdjuangan, maka tiap-tiap bulan sekali, jaitu pada tanggal 17 diadakan peringatan, setjara sederhana. Peringatan ini didatangi oleh para Ibu dan putera-puterinja.

SEKOLAH TEHNIK NEGERI I DAN II
JOGJAKARTA.

Didirikan pada tanggal 17 Februari 1943 dalam Pemerintahan pendudukan Djepang. Sekolah Tehnik Negeri I ini sebagai pendjelmaannja Sekolah P.J.S. djaman pendjadjahan Belanda.

Menurut keterangan dari Wali-Kota Jogjakarta, Mr. Soedarisman Poerwokoesoemo, kalau dihitung sedjak P.J.S. umur S.T.N. sudah 36 Tahun.

Pada tanggal 10-4-1950 oleh Pemerintah di Jogjakarta disamping Sekolah Tehnik I Negeri, dibuka Sekolah Tehnik II Negeri; karena belum tersedia Gedung berikut perlengkapannja, sementara menumpang pada S.T.M. Negeri Jogjakarta.

88