Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/13

Halaman ini tervalidasi

Pangeran Mangkubumi dibatalkan, dengan alasan bahwa kedua orang pemimpin ,,pemberontak" itu tidak dapat dibunuh mati atau ditangkap. Tetapi pada hakekatnja, kalau pendapat-pendapat demikian itu diadjukan, adalah karena mereka chawatir, bila tanah Sukawati djatuh pada tangan Pangeran Mangkubumi, tentulah pengaruh dan kekuasaan · Pangeran ini akan lebih berbahaja bagi kedudukan V.O.C.

Demikianlah, Sri Susuhunan Paku Buwono II, jang sedjak itu kesehatannja selalu terganggu, menerima djuga usul untuk membatalkan hadiah jang sudah didjandjikan kepada Pangeran Mangkubumi. Pembatalan inilah jang menjebabkan patah hatitija Pangeran Mangkubumi, hingga bersama-sama dengan Pangeran Hadiwidjojo, Pangeran Widjil II, Pangeran Krapjak dan lain-lain Pahlawan lagi, jang merasa bahwa segala kekalutan Mataram ,,berasal dari usaha-usaha V.O.C. dan orang-orangnja jang ditanam didalam Pemerintahan", pada tanggal 19 Mei 1746 dengan diam-diam meninggalkan Surakarta, untuk membuat perlawanan.

Lain dorongan lagi jang menjebabkan beliau bersama-sama dengan pengikutpengikutnja, merasa tidak tahan lagi melihat berkembang dan meluasaja kekuasaan V .O. C., adalah perdjandjian jang dibubuh tanda tangan oleh Sri Susuhunan Paku Buwono II pada tanggal 18 Mei 1746. Dalam perdjandjian itu antara lain disebutkan bahwa: Pulau Madura seluruhnja, dan pasisir Utara, sedjak itu mendjadi milik V.O.C. jang absah. Atau dengan lain perkataan, tidak lagi mendjadi daerah Mataram. Dan disamping itu, Sri Susuhunan bersedia akan memberikan bantuan sekuat tenaga, bila diminta oleh V .O. C., untuk menindas segala anasir-anasir j ang bisa merugikan V.O.C.

Dengan terlaksananja perdjandjian ini, maka Pangeran Mangkubumi dan kawan-kawannja sama merasa, bahwa kekuasaan dan pengaruh V.O.C. tidak akan hanja berhenti sampai disitu sadja, bila tidak dilawan dengan kekuatan sendjata, karenanja sehari setelah terdjadinja perdjandjian itu, beliau cs. meninggalkan Surakarta.

Dalam buku-buku sedjarah, terutama jang ditulis oleh orang-orang asing, sama menuduh bahwa perlawanan Pangeran Mangkubumi itu, hanja disebabkan karena ,,patah hati" dan ,,akan membalas dendam dengan djalan merebut kekuasaan Mataram dari tangan Sri Susuhunan Paku Buwono II". Tetapi dalam sedjarah-sedjarah pagedongan, Jaitu tambo jang memuat segala peristiwa dengan terus terang(1) jang bisa kita dapati didalam Keraton Surakarta, perlawanan Pangeran Mangkubumi itu sesungguhnja dengan persetudjuan Sri Susuhunan Paku Buwono II, bahkan pada waktu beliau cs. akan meninggalkan Surakarta, telah memerlukan bermohon diri, dan oleh Sri Susuhunan diberinja bekalang beberapa ribu real. ,Karenanja, nama dan kehormatan Pangeran Mangkubumi didalam pandangan para bangsawan dan Pahlawan-Pahlawan Surakarta, tetap terpelihara, bahkan dipudji-pudji, sungguhpun pada lahirnja beliau cs. melawan Mataram.

D engan meneropong dari sudut itu, bisa ,ditarik kesimpulan, bahwa persitiwa ,,pembrontakan jang dipimpin oleh Pangeran Mangkubumi cs. itu pada hakekatnja bukannja memberontak terhadap Mataram, tetapi titik beratnja untuk menindas pengaruh dan kekuasaan V.O.C., atau sedikitnja untuk membatasinja., supaja tidak meluas.(2).


(1) Tambo pagedongan, bisa disebut tambo tjebole"k, jaitu tambo jang memuat segala kedjadian dengan lengkap. Tambo demikian tidak diumumkan, hanja tersimpan didalam Keraton.
(2) Peristiwa demikian terdjadi djuga dengan ,,pembrontak" Trunodjojo. Kalau ada perbedaannja, perbedaan itu terletak: pada waktu Trunodjojo akan rpengangkat sendjata, tidak setahunja Sri Susuhunan Mangkurat (Tegala rum).

9