Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/138

Halaman ini tervalidasi

Banjak sekali mahasiswa jang hidup dikampung; ada pula jang terpaksa harus mondok didesa. Disitu mereka sebagai seorang jang terpeladjar mendjadi suluh bagi rakjat biasa tentang hal-ichwal kemasjarakatan dan pemerintahan; dengan ini mereka ikut membangkitkan minat rakjat untuk beladjar pula meninggikan ketjerdasannja. Djuga tjeramah-tjeramah jang kadang-kadang mereka adakan di desa-desa dan madjalah-madjalah jang mereka terbitkan serta tulisan-tulisan jang mereka sumbangkan kepada harian-harian membantu usaha pendidikan masjarakat. Sedjumlah madjalah-madjalah dan tiga surat kabar dapat langsung hidup di Jogjakarta; djumlah toko-toko buku dan perpustakaan lebih banjak daripada sebelum perang dunia ke II; hal-hal ini untuk sebagaian disebabkan oleh adanja ribuan peladjar dan mahasiswa, jang semuanja membutuhkan bahan-bahan batjaan dan peladjaran.

Dari fihak Universitas sendiri djuga diusahakan penambahan pengetahuan rakjat – dan djuga untuk mempererat hubungan Universitas dengan masjarakat – dengan tiap-tiap bulan sekali menjelenggarakan malam tjeramah jang terbuka untuk umum, dan dengan mengadakan kursus bagi guru-guru pada masa liburan untuk menambah ketjakapan mereka.

Dalam usaha mempererat hubungan antara Universitas dengan masjarakat itu harus disebut djuga Persatuan Wanita keluarga Universitas Gadjah Mada. Ketjuali menggabungkan diri pada Permusjawaratan Organisasi-organisasi Wanita Jogja, Persatuan Wanita Universitas Gadjah Mada djuga ikut serta melakukan pekerdjaan-pekerdjaan Sosial. Sedjak berdirinja persatuan itu jang diterima mendjadi anggauta Persatuan selain istri dosen, istri mahasiswa dan istri pegawai Universitas djuga wanita-wanita lain jang mempunjai minat kepada usaha-usaha Universitas. Dari sebab jang diutamakan oleh Persatuan Wanita keluarga Universitas Gadjah Mada itu usaha menjampingi suami dalam pekerdjaannja dalam lingkungan Universitas, dan karena hingga kini jang mendjadi anggauta itu setjara kebetulan kebanjakan Wanita dari golongan atas dan terpeladjar, maka timbullah dalam masjarakat salah faham dengan memandang persatuan ini suatu perkumpulan elite.

Di Jogjakarta ada beberapa rumah sakit jang diselenggarakan oleh Universitas. Universitas dengan tenaga-tenaganja ahli serta mahasiswa-mahasiswanja memberikan pertolongan jang tidak ternilai kepada masjarakat di Jogjakarta dan sekitarnja dalam lapangan kesehatan. Pengobatan dan pertolongan kepada orang-orang sakit hampir dengan tjuma-tjuma tidak sedikit meninggikan kesehatan rakjat. Dalam hubungan ini ta' boleh dilupakan djenis-djenis padi bermutu tinggi jang dihasilkan oleh Universitas dan jang dengan tidak kentara ikut meninggikan kesehatan rakjat dan menambah kesedjahteraan masjarakat.

Pengaruh dalam lapangan Kebudajaan.

JOGJAKARTA sedjak dahulu merupakan salah satu pusat kebudajaan. Dengan adanja Universitas banjak sekali peladjar dan mahasiswa jang mempeladjari seni-tari, seni-gamelan, seni-musik dan seni-seni lainnja; dimana-mana timbul perkumpulan-perkumpulan kesenian jang menumbuhkan fikiran-fikiran dan tjiptaan-tjiptaan baru. Berhubung dengan adanja banjak mahasiswa jang berasal dari luar Daerah dan jang masing-masing membawa kesenian-kesenian Daerah, maka Jogjakarta mendapat kesempatan untuk mendjadi tempat tukar-menukar dan pengaruh-mempengaruhi antara

110