Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/150

Halaman ini tervalidasi

terdapat didesa Warak. Almarhum Dalang Gandasana telah mengadakan wajang topeng dengan tjeritera Kudanarawangsa dikediaman Ki Hadjar Dewantara pada tahun 1923.
 Terkenal pula ialah rombongan pemain wajang topeng dari Godēan.
 Didaerah Kabupaten Gunung Kidul banjak terdapat desa-desa kediaman rombongan penari topeng seperti Gari Ketjamatan Wanasari, Tepus, Ketjamatan Tepus, Bedji Ketjamatan Patuk, Logendeng, Gading, Getas dan Teguhan Ketjamatan Plajen, Ngabrak Panggul dan Sempon Ketjamatan Semanu. Malahan topeng-topeng dibuat didesa Bedji, Ngebrak dan Merak Ketjamatan Palijan. Gandakarja dari dukuh Gelung Wanasari mempunjai 5 buah topeng klana Pandji, Blantjir, Pentul dan Tembem jang dipelihara sebagai pusaka. Begitu djuga Kramasetika dari Ngebrak mempunjai topeng Djajakertala sebagai pepunden.
 Didalam kota Jogjakarta sendiri pada kira-kira tahun 1928 tempat~tempat pembuatan topeng-topeng seperti Pugeran (R.P. Djajapragola), Pakualaman (Dalang Djajengtarjana) dan Krida Beksa Wirama, R.M. Djajadipura sendiri djuga seorang ahli pembuat topeng. Kampung Judanegaran terkenal djuga tempat pembuat topeng.
 Didaerah Kabupaten Kulon Progo terdapat didesa Gadingan dan Kempleng kediaman Dalang Tjermadisana. Selain itu didesa Pendem (Nanggulan) dan Pengasih atas usaha perhimpunan Among Krida.
 Didesa Gari (Wanasari) terdapat wajang ,,Gendrèh" kepunjaan Pak Gandapawira seorang keturunan Dalang, wajang ,,Gendreh" ini ada dua wandajaitu wanda gendreh dan kinanti. Jang wanda gendrèh diberi nama Kembang dim ,,Gendrèh" sedang jang wanda Kinan ti disebut Dukun dan Kinanti. Wajang gendrèh ini dipelihara sebagai pepundén. Kalau Rakjat desa mengadakan ruwatan, karena sawah atau ladangaja diserang hama tikus maka harus minta sawabnja Wajang Gendrèh dan tjeriteranja harus Tikus Djinada Wajang Gendrèh. sendiri hanja disamping sadja. Dengan adanja Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada tambahan lagi adanja Akademi Seni Rupa Indonesia serta sekolah Musik Indonesia, maka dapatlah dikatakan bahwa Jogjakarta. kini sungguh-sungguh mendjadi sumber lnspirasi Kebudajaan Indonesia.
 Perkembangan Kebudajaan/Kesenian didaerah Istimewa Jogjakarta kelihatan amat pesat setelah Kementerian Pendidikan Pengadjaran dan Kebudajaan mengadakan suatu peraturan pemberian Subsidi kepada Badan-badan Kebudajaan/Kesenian tertanggal Jogjakarta 1 Februari 1950 No.: 89/K. sewaktu Saudara S. Mangoensarkara mendjabat Menteri P.P. dan K.
 Tampak lebih pesat lagi kemadjuannja jaitu sesudah ada usaha-usaha persiapan penjerahan tugas: memimpin dan memadjukan kesenian seperti jang dimaksud dalam undang-undang No. 3. pasal XII sub lampiran serta Peraturan Pemerintah No. 65 tahun 1951 pasal 2 sub f jang menjatakan bahwa urusan. kesenian dari Kementerian P.P. dan K. harus diserahkan kepada Pemerintah Otonoom.
 Di-Ibukota Jogjakarta sendiri oleh Pemerintah Kotapradja sudah dibentuk suatu Badanjang disebut Badan Kesenian Kotapradjajang diserahi mengurus hal ichwal perkembangan Kesenian didalam kota.
 Pada Djawatan P.P. dan K. Daerah Istimewa Jogjakarta telah terbentuk pula suatu bagian Kebudajaan jang bertugas memperhatikan, mendorong memimpin dari memadjukan kesenian diseluruh kota Jogjakarta.

120