Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/153

Halaman ini tervalidasi

 Ditiap Ibukota Kabupaten sudah didirikan sebuah Badan jang disebut Balai Kesenian Kabupaten dengan tugas jang sama seperti tersebut diatas didalam wilajahnja masing-masing.

 Kini boleh dibilang bahwa ditiap-tiap Ibukota Kapanewon, bahkan sampai kepada desa-desa jang disitu berdiam pendukung-pendukung seni budaja daerah, maka tentu dapat dipastikan ada perkumpulan krawitan, tari-tarian, wajang, ketoprak dan sebagainja.

Bab II.
SENI-KARAWITAN.

SEPINDAHNJA Sri Sultan Hamengku Buwono I dari Pasanggrahan Gunung Tlaga Ngambar Ketawang (Gamping) ke Keraton Jogjakarta jang telah selesai dibangun pada tahun 1757, maka dimulailah dengan mengisi prabot kawibawan Keraton seperti gamelan-gamelan, tari-tarian, wajang dan sebagainja seimbang dengan Keraton Surakarta. Mula-mula jang diperlukan ialah gamelan monggang jang diberi nama Kangdjeng Kjahi Guntur Laut, gamelan kodok ngorek diberi nama Kangdjeng Kjahi Kebo Ganggang. Gamelan Sekatèn diberi nama Kangdjeng Kjahi Guntur Madu jang kemudian dibuatkan timbangan jang diberi nama Kangdjeng Kjahi Nagawilaga.

Disamping gamelan-gamelan tersebut diatas diperlukan gamelan sléndro dan pélog untuk keperluan sehari-hari jang terdiri atas:

1. Rebab gaḍing.

2. Bonang barung.

3. Bonang penerus.

4. Gender barung.

5. Saron 4 pangkon.

6. Demung 2 pangkon.

7. Saron peking.

8. Gambang gongsa.

9. Kenong Djapan.

10. Kenong djaler.

11. Kempul laras nem.

12. Keṭuk.

13. Kemanak.

14. Ketjèr.

15. Tjitjir.

16. Rodjèh.

17. Slenṭo.

18. Slenṭem.

19. Kempjang untuk Pélog.

20. Gong.

21. Gambang kaju.

22. Kendang.

23. Ketipung.

24. Beḍug.

25. Suling.

26. Benḍé.

Sri Sultan Hamengku Buwono I berkenan menambah djumlahnja gamelan dengan bonang panembung.

Gamelan-gamelan Keraton jang disimpan dalam Gangsa jang penting:
1. Kjahi Kantjil Belik
2. Kjahi Hardjomuljo
3. Kjahi Madukusumo
Pélog.

4. Kjahi Surak
5. Kjahi Hardjonegoro Slendro.
6. Kjahi Madumurti

Sléndro

121