Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/155

Halaman ini tervalidasi

Empu karawitan jang banjak djasanja atas perubahan-perubahan serta penjusunan gending baru.

Sri Sultan Hamengku Buwono I mempunjai Tjiptaan Gending-gending untuk mengiringi bedajan dan srimpen, pula kitab peladjaran bagi sanak keluarga Keraton.

Sri Sultan Hamengku Buwono II mentjiptakan gending jang diberi Tedja jang sampai sekarang masih dipakai untuk lelangen Bedaja, mungkin djuga Semang untuk mengiringi Bedaja Semang. Pun djuga berusaha menjesuaikan gending-gending untuk tari-tarian Lawung Ageng, Jawung alit dan sebagainja. Beliau menemukan suatu systim tjiri kendangan-kendangan ragam Mataram hingga hari ini.

Gending Sabrangan berikut kendangannja untuk mengiringi kapang-kapang Bedaja (Srimpi telah ditjiptakan atas perintah Sri Sultan Hamengku Buwono IV jang sampai sekarang masih dipakai.

K.G.P.A. Mangkubumi putera Sri Sultan Hamengku Buwono IV dalam lapangan seni kerawitan banjak usaha-usahanja. Beliau menjusun gending-gending jang asal pangkalnja dari Sekar Ageng, Sekar tengahan, dan Motjopat jang terkenal disebut orang sekar gending. Selandjutnja sekar gending itu diperuntukkan selaku potjapan dalam lelangen Langendrijan sehingga terkenal dengan nama Langendrijan Mangkubumèn. Kitab aslinja Langendrijan ini telah diterbitkan oleh Balai Pustaka.

Pada tahun 1878 maka Sri Paku Alam V jang ditjeriterakan mahir benar akan musik, telah mentjoba menjusun titi-raras 3 gamelan sctjara baru Ta terkenal sebanai titi-raras Paku-Alaman.:

Berbarengan usaha dengan itu, maka seorang bangsawan bernama B.P.H. Hadiwinoto pada tahun 1886 berusaha djuga menjusun titi-raras jang hingga sekarang dianggap suatu titi-raras tertua dari Keraton Jogjakarta.

Pada alamnja Sri Sultan Hamengku Buwono VII maka R.T. Kertonegoro seorang Bupati Najoko Lurah Bumidjo mengajunkan langkah pertama dengan memulai meneliti serta menghimpun segala gending sltndro dan pelog, berikut kendangan-kendangan diabadikan dalam kitab peringatan. Dikala itu tanda-tanda titi-raras masih berupa huruf Djawa seperti:

ꦧꦫꦁ = Barang (SI)
ꦒꦸꦭꦸ = gulu.
ꦢꦢ = dada.
ꦭꦶꦩ = lima.
ꦤꦺꦩ꧀ = nem.
ꦥꦤꦸꦁꦒꦸꦭ꧀ = panunggul.
ꦧꦫꦁꦥꦺꦭꦺꦴꦒ꧀ = barang pelog.
ꦥꦺꦭꦺꦴꦒ꧀ = pelog.

Selain itu ada pula jang disebut titi-raras tangga serta titi-raras rantai atau noten balk, tjiptaan R.T. Wiroguno dengan bantuan dari M.L. Puspakanti, M.L. Brantamara M. Peniwu Demang Mangun-gending, R.L. Babarlajar.

Gubahan-gubahannja gending antara lain Lagu pembukaan dan penutup MAVRO, Vadera serta NIROM.

Pun pula beliau menjesuaikan gending-gending untuk tari golek, diantaranja golek Djangkung kuning, Lajangsari dan lain-lainnja.

Gubahan terachir ialah gending Prabu Mataram jang kini dipakai pakurmatan Sri Sultan jang sekarang.

123