Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/16

Halaman ini tervalidasi

 Dengan terlaksananja perdjandjian tanggal 16 Desember 1749 tersebut diatas, tamatlah sedjarah Keradjaan Mataram, karena meskipun selandjutnja masih disebut-sebut didalam sedjarah, tetapi pada hakekatnja hanja ,,nama” sadja, sebab baik de jury maupun defactonja, sedjak terdjadinja perdjandjian itu, sudah ada ditangan V.O.G. Demi bcrita penjerahan Negara Mataram kepada V.O.G. itu sampai telinga Pengeran Mangkubumi cs., makin menjalalah maksudnja untuk mengusir V.O.C. dari Djawa, karena hanja dengan djalan itu sadja, Negara Mataram bisa ditolong, direbut kembali dari tangan orang asing jang mendatangnja disini semula hanja untuk berdagang, mentjari keuntungan sendiri. Tetapi sebelum kehendak sutji itu berhasil, terdengarlah kabar bahwa Sri Susuhunan Paku Buwono II berturun tachta, mbegawan, dengan gelar Kiai Ageng Mataram. Maksudnja jang terutama adalah untuk mempertjepat dinobatkannja Putera Mahkotanja.
 Dalam buku ,,Peringatan Keraton Surakarta, turunnja dari Tachta Sri Susuhunan Paku Buwono II itu, diperingati dengan tjandra sangkala ,,Gatining sang sabda raswadi” = 1675.
 Dengan turun tachtanja Sri Susuhunan Paku Buwono II itu, berarti bahwa Mataram tiada ber-Radja, dan djustru karena itu, maka dengan kehendak dan persetudjuannja para pengikut Pangeran Mangkubumi jang mengchawatirkan kalau-kalau V.O.C. mengangkat seorang diantara orang-orangnja untuk menduduki tachta keradjaan Mataram, maka beliau oleh pengikut-pengikutnja dinobatkan mendjadi Radja Mataram, dengan gelaran Susuhunan Paku Buwono. Penobatannja dilakukan pada tanggal 1 Sura tahun Alip 1675 atau 11 Desember 1749, didesa Kebanaran (1) dan djusteru karena itu, terkenal djuga dengan gelar Susuhunan Kebanaran.
 Sedjak itu, Susuhunan Paku Buwono Senapati ing Alaga 'Abdul'rachman Sjaji'din Panata Gama, demikianlah gelarannja lengkap, atau dengan singkatan Susuhunan Kebanaran, pengaruhnja makin besar, sendirinja kekuatan angkatannja makin demikian rupa, hingga djatuhnja Mataram (Batjalah: Surakarta) boleh dikata hanja tinggal menantikan saatnja sadja, sebab baik angkatan Mataram, maupun angkatan Kompeni, boleh dikata sudah hampir tidak berdaja. Tetapi rupanja kehendak sedjarah sangat bertentangan dengan jang diharapkan.

LAHIRNJA JOGJAKARTA.

KELEMAHANNJA Surakarta (dengan bantuan V.O.C.) dalam menghadapi perlawanan Pangeran Mangkubumi cs. mulai dirasakan oleh V.O.C. Ia mengetahui pula bahwa dengan mempergunakan sendjata, tidak akan membawa hasil untuk melemahkan kedudukan Susuhunan Kebanaran cs., sebab kenjataan makin lama makin mendapat kepertjajaan dari rakjat. Karena inilah maka dari pihak V.O.G. memadjukan usul kepada Sri Susuhunan Paku Buwono III, untuk menghentikan ,,peperangan saudara”, dengan alasan bahwa peperangan jang telah terdjadi mengakibatkan kerusakan dan penderitaan rakjat. Pikiran itu diterima baik, dan pada hari Kemis Kliwon


(1) Menurut Babad Gianti, desa Kebanaran itu letaknja ada disebelah Timur sungai Progo, disebelah Selatan desa Sejegan, tetapi menurut keterangan-keterangan jang saja dapat dari daerah Surakarta, desa Kebanaran itu letaknja ada didalam Kabupaten Sragen. Sampai sekarang tempat penobatan itu, masih sangat dihormati rakjat, karena dipandang tempat sutji dan berkeramat. Perlulah diketahui bahwa jang disebut daerah Sukawati, jaitu daerah jang dikuasai oleh Pangeran Mangkubumi, adalah Kabupaten Sragen dan Kabupaten Grobogan. Dengan alasan ini, maka para ahli sedjarah di Surakarta tetap beranggapan bahwa desa Kebanaran jang ada didalam Kabupaten Sragen itu, adalah

Kebanaran jang dimaksudkan didalam sedjarah.

11