Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/179

Halaman ini tervalidasi

memelihara hidupnja kesenian Djawa hingga setiap saat berguna bagi pembangunan Negara.
 Bentuk dari badan jang mempunjai tugas sebagai pembentuk kaders kesenian itu terdiri atas tiga kekuatan ialah:

  1. Dewan Ahli jang dipimpin oleh Sdr. Sudharso.
  2. Dewan Perantjang jang dipimpin oleh Sdr. Suhardono.
  3. Pengurus harian jang mengemudikan djalannja organisasi diketuai oleh Sdr. Wasista Surjadiningrat.

 Termasuk anggauta kader ini ialah semua anggauta siswa-siswa K.B.W. di Jogja, jang telah dapat menari. Ada 11 orang kader putera dan 8 orang kader puteri. Kepada merekalah diharapkan kemudian nanti pertanggungan djawab terhadap pembangunan dalam lapangan seni Djawa. Latihan pertama dimulai pada tanggal 5 Oktober 1946 bertempat di pendopo Djawatan P.P. dan K. Daerah Istimewa Jogjakarta (Wijata-pradja). Murid jang beladjar pertama-tama ada 156 anak laki-laki dan 180 anak puteri.
 Tidak lama berselang sesudah terdjadinja aksi Militer Belanda ke-I K.B.W. akan mulai membuka latihan-latihannja kembali.
 Maka diputuskan pada suatu rapat pembagian tenaga kaders untuk K.B.W. sendiri, dan untuk melandjutkan usahanja di Wijata-Pradja. Dan baru pada tanggal 25 Desrmber 1949 organisasi itu berupa perkumpulan bernama „IRAMA TJITRA" dengan Ketua pertama Sdr. Astuti Notojudo jang meneruskan usaha latihan-latihan dipenḍapa Wijata-Pradja.
 Pada tanggal 28 Maret 1948 pengurus K.B.W. jang dipimpin oleh P.A. Surjadinjngrat dan P.A. Tedjakusuma menjerahkan kedudukannja kepada Pengurus baru, jang diketahui oleh Sdr. Kusumobroto, dan pada tanggal 2 April 1948 dimulailah latihan jang pertama setelah untuk selama 3 tahun menghentikan tugasnja.
 Setelah itu banjak perkumpulan-perkumpulan seni tari didirikan, tertera pada daftar Badan-badan Kesenian/Kebudajaan.
 Pada achir tahun 1954 oleh Djawatan Kebudajaan Kementerian P.P. dan K. di Jogjakarta dikeluarkan uang subsidi untuk Daerah Istimewa Jogjakarta guna usaha memelihara dan mengembangkan kesenian daerah. Maka dibentuklah Balai Kesenian Rakjat dimasing-masing Kabupaten dan Kotapradja, jang mendapat pengawasan langsung dari Djawatan P.P. dan K. Daerah Istimewa Jogjakarta. Sedjak pertengahan tahun 1955 ini subsidi ini telah berhenti, hingga mengakibatkan terbengkelainja usaha-usaha dimasing-masing Kabupaten/Kotapradja itu.
 Suatu peristiwa jang sangat penting bagi sedjarah perkembangan seni tari gaja Jogja, ialah dengan diselenggarakannja konperensi seni tari Jogja pada tanggal 7 s/d 12 November 1955 dan selandjutnja menghasilkan terbentuknja sebuah organisasi bernama Badan Kontak Seni Tari Tjorak Jogjakarta.

TARI TOPÈNG.

 Mengenai tari topeng pada lembaran umum telah disinggung-singgung. Memang seni tari topeng diwilajah Jogjakarta mendapat tempat djuga jang lajak dalam masjarakat murba serta mempunjai sedjarah perkembangan pula. Akan tetapi sajang sekali kini

seni tari topeng boleh dikatakan telah hilang. Seni tari topeng mempunjai sedjarah jang

143