Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/180

Halaman ini tervalidasi

lama pula. Malahan didalam Kitab Brahmana purana telah dikatakan tentang adanja topengan. Pun pula dalam kitab pararaton menerangkan bahwa Sang Prabu Hajam Wuruk sering dan mahir menari tari topeng. Seni tari topeng ini tidak terdapat di Jogjakarta dan Surakarta sadja melainkan diseluruh pulau Djawa, Madura dan Bali.

TARI BEDAJA.

Akan hal seni tari Keraton Jogjakarta itu dapat dibagi atas 3 golongan:
A. Tari Bedaja dan Serimpi.
B. Beksan dan
C. Wajang-orang (ringgit-tijang).

 Djumlah penari bedaja itu didalam Keraton harus senantiasa 60 jang terlatih dengan seksama. Ketjuali itu ada tjarik bedaja jang mengurusi hal-ichwal Bedaja, dan tidak perlu ikut serta dalam latihan-latihan. Kalau ada seorang Bedaja mengundurkan diri karena kawin dan sebagainja maka lowongan Bedaja itu lalu diisi magangan Bedaja (tjalon).

 Latihan-latihan Bedajan itu senantiasa dilakukan pada malam hari ditratag Pra-bajeksa dibawah pimpinan beberapa orang guru tari-tarian jang berpengalaman. Bedaja-bedaja jang sudah mahir ditempatkan. dibagian tengah sebagai tjontoh adik-adiknja. Apabila pada suatu ketika akan ada perajaan atau hari besar, maka diadakanlah latihan-latihan tiap malam berturut-turut berikut latihan penghabisannja. Tari Bedaja ini biasanja dilakukan dibangsal Kentjana setiap hari besar.

Tari Bedaja itu dilakukan oleh 9 orang puteri atau putera. Diluar Keraton oleh 7 orang. Dizaman sebelum Sri Sultan Hamengku Buwono VIII Bedaja puteri tidak berbadju kotang, kebalikannja Bedaja putera malahan berbadju kotang. Pun djuga sanggul Bedaja puteri diatur seperti pengantin wanita. Bedaja lelaki sudah lama tidak berlaku sedari Sri Sultan Hamengku Buwono ke VIII.

Rakitan Bedaja ialah:

  6                8

Apit ngadjeng      Endel wedalan ngadjeng.

 1        2         3        4        5

Endel.     Batak.     Djangga.     Dada    Buntil.

 7                  9

Apit wingking.       Endel wedalan wingking.

 Tari Bedaja itu isi tjeriteranja diambilkan dari tjeritera-tjeritera tambo, sedjarah dan tjeritera-tjeritera lainnja. Biasanja nama tarian Bedaja itu terbawa oleh gending jang dipakai mengiringi tariannja. Bedaja Semang besutan dari Bedaja Ketawang, menurut tradisi adalah gubahan Sri Sultan Hamengku Buwono II jang menggambarkan pertemuan Sultan Agung Hanjakrakusuma dengan Kangdjeng Ratu Njai Rara Kidul seperti telah disebut diatas.

 Adapun tari Serimpi itu dilakukan oleh 4 orang puteri jang menggambarkan perangnja pahlawan-pahlawan dalam tjeritera Menak, purwa dan lain-lain. Tentu144