Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/197

Halaman ini tervalidasi

1929. 4 April, berhubung dengan putusan Konggres Wanita seluruh Indonesia jang pertama tersebut diatas, atas usahanja Nj. Soekonto, isteri Dr. Soekonto, dengan bantuannja organisasi-organisasi sosial, terutama “Taman-Siswa, Wanita Katolik dan Muhammadjjah, lahirlah „Perkumpulan Pembasmian Perdagangan Perempuan dan Anak-anak”. Belakangan perkumpulan P.4A. ini dipimpin oleh Nj. Soenarjati Soekemi. Inilah organisasi sosial jang pertama kali mendapat undangan untuk turut mengambil bagian didalam Konggres Anti Vrouwenhandel Internationaal, jang diselenggarakan oleh Volken Bond di Bandung pada tahun 1936.

19 Djuni, barang-barang milik Ki Hadjar Dewantara didjual lelang oleh kantor belasting, karena Ki Hadjar Dewantara dianggap tidak suka membajar padjak rumah tangga sedjak tahun 1922. Tetapi oleh pembeli-pembelinja, sesudahnja harga barang itu dibajar, barang-barang itu dikembalikan lagi kepada Ki Hadjar Dewantara.

25 September, Pemerintah Pakualaman telah mengeluarkan keputusan, membebaskan Ki Hadjar Dewantara dari beban membajar padjak rumah tangga sedjak tahun 1922 dan seterusnja. Dengan demikian, uang padjak banjaknja F 76,80 4 F 54,— 4 F 54,— dikembalikan kepada Ki Hadjar Dewantara.

28 September, perkumpulan Achmadijah mulai mendirikan sekolah jang pertama.

1930.   Lahirnja Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (P.S.S.I.). atas usahanja Ir. Soeratin dan kawan-kawannja.

8 Pebruari, lahirnja Kepanduan Bangsa Indonesia (K.B.I.).

1932. 17 September, lahirnja „Wilde School-ordonnantie”, jang terkenal dengan nama „O.O. liar”. Isinja sangat menekan kepada sekolah-sekolah partikelir, terutama kepada Taman Siswa, jang dalam kamus Alat kekuasaan Negara dimasa itu, merupakan perguruan jang menjebar dan menanam benih-benih jang sangat berbahaja.

1 Oktober, Ki Hadjar Dewantara dengan atas nama Taman- Sinvan seluruh Indonesia, mengirimkan kawat pada G.G. maksudnja menentang „O.O. liar” itu, dan dengan bagaimana djuga, akan dilawannja.

2 Oktober, Mr. Kiewiet de Jonge, Kuasa Pemerintah Hindia Belanda mengundjungi Ki Hadjar Dewantara, dengan maksud untuk membudjuk, supaja Ki Hadjar Dewantara berlaku lunak, tetapi oleh Ki Hadjar Dewantara ditolaknja dengan mentah-mentah.

1938. 16 Nopember, pendapa Taman Siswa, selesai dibangun, diresmikan oleh Nji Hadjar Dewantara, dengan sembojan „Rawe-rawé rantas malang-malang putung”.

1935, 6 Nopember, oleh Jav. Instituut diresmikan berdirinya Museum Sana Budaja.

1942. 28 Pebruari, para Opsir-opsir Belanda dan soldadu-soldadunja sama meninggalkan Jogjakarta, menudju ke Tjilatjap, dengan maksud akan melarikan diri ke Australia.

3 Maret, Tentera Djepang datang, bersama-sama dengan barisan Propagandanja.

8 Maret, Komendan Tentara Djepang mulai mengadakan pendaftaran pada orang-orang asing, termasuk djuga orang-orang Tionghoa.

157