Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/198

Halaman ini tervalidasi

10 Maret, gedung Seminari didjadikan kantor Kochi, gedung Hoakiauw Societcit didjadikan kantor Barisan Propaganda, Socicteit de Vereeniging didjadikan kamar bola (Kemudian dinamakan Balai Mataram), dan gedung Gubernuran didjadikan Chokan kantai.

1945. 10 Mei, Perguruan Tinggi Islam di Djakarta dipindah ke Jogjakarta.

17 Agustus, kantor Senden Bu (Barisan Propaganda) mendjadi ribut, karena kantor berita Domei jang menempati bagian atas dari kantor itu, mendapat berita, bahwa Presiden Soekarno dan Wk. Presiden Drs. Moh. Hatta, telah memproklamirkan lahirnja „Republik Indonesia”. Berita itu mula-mula akan disiarkan, tetapi belakangan diterima kawat dari Gunseikan Bu, melarang tersiarnja berita proklamasi itu. Sungguhpun demikian, berita itu sekedjap mata telah merata, sebab Wartawan-wartawan jang mendengar berita jang menggembirakan itu telah berhasil menjiarkan ke Masdjid Besar dan Masdjid Pakualaman, dalam saat Umat Islam sama bersembahjang Djum'at.

Sorenja, Ki Hadjar Dewantara dengan bersepeda memimpin arak-arakan murid Taman Siswa.

5 September, Sri Sultan Hamengku Buwono IX membuat amanat, dinjatakan bahwa daerah Kasultanan Jogjakarta, sedjak saat itu diumumkan mendjadi Daerah Istimewa Jogjakarta, jang merupakan sebagian dari Negara Republik Indonesia. Bersamaan dengan itu, Sri Pakualam VIII djuga membuat amanat jang isinja serupa.

5 Oktober, berdirinya Badan sensor, terdiri dari:
Wakil Pemerintah Kasultanan,
  „   Pakualaman,
  „   K.N.I, darurat,
  „   Pusat Kepolisian,
  „   Polisi Kota,
  „   B.K.R.,
  „   B.P.U.,
  „   Wartawan dan Pers,
  „   Beritawan Radio,
  „   Kantor pos,
  „   Persatuan usaha Sandiwara Indonesia,
  „   Peredaran pilem Indonesia,
  „   Kantor tilpun,
  „   Kantor tilgram.

13 Oktober, dikeluarkannja perintah dari Kepala Daerah, untuk menjerahkan tanda-tanda lambang kebaktian Pemerintah Balatentara Djepang, surat-surat pudjian, vaandel, tanda penghargaan dan tanda-tanda djabatan Djepang.

17 Oktober, mulai dilakukan pembagian bahan pakaian kepada rakjat. Usaha ini disambut oleh rakjat dengan pemuh kegembiraan, sebab sedjak pendudukan Djepang, rakjat banjak jang hampir telandjang.

20 Oktober, pembentukan Laskar Rakjat sebagai pembantu Tentara Keamanan Rakjat.

158