Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/199

Halaman ini tervalidasi

30 Oktober, amanat Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Sri Pakualam VIII, mendemokrasikan Pemerintah Daerah Istimewa Jogjakarta.

25 Nopember, penjerangan udara, oleh Kapal Udara Inggris R.A.F., jang didjadikan bulan-bulanan, gedung Radio.

27 Nopember, penjerangan udara jang kedua, hingga gedung Radio dan gedung Sana Budaja mendapat kerusakan besar.

6 Desember, mulai menjusun Dewan Kalurahan.

1946. 16 Pebruari, semua badan-badan executif daerah jang didirikan oleh Pemerintah Balatentara Djepang, diserahkan kepada K.N.I. daerah.

13 Mei, lahirnja:

1. D.P.R.D. di kota Jogjakarta.
2. D .P.R.D. (Dewan Kota) di kota Jogjakarta.
3. D.P.R. Kabupaten (Dewan Kabupaten) di kota-kota Kabupaten.
4. D.P.R. Kalurahan (Dewan Kalurahan) ditiap-tiap Kalurahan.

29 Djuni, penghapusan padjak kepala.

3 Djuli, terdjadinja pertjobaan akan coup Pemerintahan, tetapi tidak berhasil. Oleh Alat-alat Kekuasaan Negara dilakukan banjak penangkapan.

4 Djanuari, Presiden Soekarno, Wk. Presiden Hatta dan beberapa orang Menteri serta stafnja, pindah dari Djakarta, mulai menempati Ibukota Jogjakarta. Sedjak itu Ibukota Kabupaten Jogjakarta mendjadi Ibukota Republik Indonesia.
Presiden menempati bekas gedung Gubernur, dan Wk. Presiden menempati bekas gedung Assis tent Resident-Afdeelingshoofd (Hoofd van Plaatselijk Bestuur).

17 Djanuari, dilangsungkan perajaan besar-besaran, guna memperingati setengah tahun berdirinja Republik Indonesia.

2 Maret, Presiden memerintahkan kepada Sutan Sjahrir, supaja membentuk Kabinet Baru.

3 Maret, Kabinet Baru terbentuk, Su tan Sjahrir duduk sebagai Perdana Menteri

12 April, Indonesia menawarkan beras 500.000 ton kepada Pemerintah India, sekedar untuk meringankan bahaja kekurangan bahan makanan jang diderita oleh Rakjat India.

17 Mei, lahirnja Angkatan Udara Republik Indonesia.

18 Mei, Utusan Pemerintah India, K.L. Punjabi, tiba di Jogjakarta. Kedatangannja perlu untuk merundingkan tawaran Indonesia membuat barter padi dengan barang-barang textiel. Disamping itu djuga untuk melihat kenjataan adakah tawaran itu benar-benar ada „padinja”, atau hanja „omong kosong”. Karenanja utusan itu djuga memeriksa padi-padi jang sudah disediakan untuk barter itu.

14 Agustus, Presiden memberi perintah kepada Sutan Sjahrir, untuk membentuk Kabinet jang berdasarkan „Kabinet Nasional”. Usahanja berhasil, dan Sutan Sjahrir tetap mendjadi Perdana Menteri.159