Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/200

Halaman ini tervalidasi

17 September, dilangsungkan konperensi Indonesia—Tionghoa. Sebagai salah-satu dari hasilnja, adalah berdirinja Lembaga Indonesia Tionghoa, jang dipimpin oleh Moh. Tabrani.

2 Oktober, Kabinet Sjahrir djatuh.

5 Oktober, Ulang Tahun Angkatan Perang jang pertama. Dialun-alun diadakan parade besar-besaran.

1947. 3 Djanuari, segolongan putera-putera Indonesia jang sedjak lama ada di Negeri Belanda, datang bersama-sama, diantaranja terhitung djuga Dr. Setya Budi, Rustam Effendi d.l.l.

1 Pebruari, konperensi antara Pemerintah (dari Kementerian Dalam Negeri) dengan peranakan-peranakan Belanda.

13 Maret, Moh. Abd. Mounem, Konsul Djendral Mesir berkundjung di Jogjakarta.

1 April, Sutan Sjahrir berangkat ke New Delhi, dengan pesawat terbang jang sengadja dikirim oleh Sri Nehru.

28 Mei, Misi Pemerintah Belanda jang dipimpin oleh van Idenburg, tiba di Jogjakarta.

6 Djuni, Konsul Djendral Inggris, Mr. Mitcheson dan Vice Mena Lambert, berkundjung di Jogjakarta.

21 Djuni, Menteri-menteri: Mr. Moh. Roem, Mr. Amir Sjariffudin dan Sri Sultan Hamengku Buwono IX, bersama-sama berangkat kc Djakarta.
Suasana politik diwaktu itu mulai panas.

25 Djuni, sidang Kabinet menindjau politik Sjahrir. Suasana sidang sangat panas.

26 Djuni, Kabinet Sjahrir djatuh. Suasana makin panas sekali.

30 Djuni, Mr. Amir Sjariffudin, Dr. A.K. Gani, Dr. Sukiman dan Setiadjid, ditundjuk oleh Presiden untuk membentuk Kabinet Baru, dengan diberi batas waktu sampai 1 Djuli, sedang ex P.M. Sutan Dana diangkat mendjadi Penasehat Presiden.

1 Djuli, pembentukan Kabinet jang dilakukan oleh 4 orang formateur tersebut diatas tidak berhasil.
Pada hari itu djam 23 Presiden menundjuk Mr. Amir Sjariffudin, Dr AK.
Gani dan Setiadjid untuk berusaha sekali lagi dengan diberi batas waktu sampai 3 Djuli, tengah hari.

3 Djuli, usaha 3 orang formateur itu berhasil. Mr. Amir Sjariffudin dalam Kabinet jang dibentuknja itu, duduk sebagai Perdana Menteri.

5 Djuli, Sutan Sjahrir meletakkan djabatannja sebagai Ketua Delegasi.

29 Djuli, Dakota milik Patnaik, jang membawa obat-obatan untuk Palang-Merah Indonesia, dari Singapura, ditembak djatuh oleh Angkatan Udara Belanda. Karenanja Hadi Soetjipto, Dr. Abd. Saleh, Hadi Soemarmo, Wirjokusumo, ex Wing Commander Constantine, Nj. Constantine ex squadron leader Haxelhurst, meninggal dunnia. Djenazahnja semua diusung ke Rumah-Sakit Petronella, dimakamkan dengan upatjara kebesaran Militer.160