Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/48

Halaman ini tervalidasi

sekali, tidak sadja untuk memelihara ,,hidup bersama” didalam masarakat, baik antara scsama keluarga, maupun dalam hal-hal jang berkenaan dengan tata tcrtip kampung, tetapi djuga merupakan djembatan jang menghubungkan antara Pamongpradja dan Instansi-instansi jang bersangkutan dengan masarakat kampung.

 Menurut perhitungan jang terachir, djumlah rukun-rukun kampung seluruh Kotapradja (14 Kemantren) ada 160, sedang tiap-tiap rukun kampung dipetjah-petjah lagi mendjadi beberapa rukun tetangga, menurut luasnja daerah dan djiwanja.

 Dalam sedjarah rukun kampung beserta rukun tetangga, tidak bisa dilupakan atas djasa-djasanja pada waktu menghadapi dan terlaksananja pemilihan umum jang baru lalu. Tanpa bantuan mereka kita tentu akan mengalami kesulitan-kesulitan jang tidak kita inginkan.

 Sungguhpun demikian, penjempurnaan rukun kampung beserta rukun tetangganya, masih harus meminta perhatian. Demikian djuga didalam lapangan-lapangan lain, diantaranja termasuk lapangan sosial.

Dua ratus tahun jang lalu Sri Sultan Hamengku Buwono I mulai meletakkan batu pertama dalam pembangunan Ibukota Ngajogjakarta-Adiningrat. Beliau mangkat sebelum usahanja selesai. Kuwadjiban meneruskan djedjak itu, kini mendjadi tanggung djawab para pengemudi Kotapradja Jogjakarta, bersama-sama dengan rakjatnja.

 Mudah-mudahan dharma jang sangat berat itu bisa terlaksana dalam waktu singkat. Amin!


38