Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/74

Halaman ini tervalidasi

Uang itu diberi nama dengan istilah: Urunan tukon lengo, karena uang sokongan itu untuk membeli minjak tanah, untuk pelita, penerangan pada waktu memberikan peladjaran malam hari, sedangkan Lebai atau Kaum jang mendjadi Guru pengadjian, tidak memurigut uang sepeserpun djuga.

Pekerdjaan itu dipandang sebagai kewadjiban sutji.

PENDIDIKAN RASA TJINTA DAN KASIH SAJANG.

Dongeng sebagai alat pendidikan.

Pada sfat hampir bersembahjang Isja pengadjian ditutup, anak-anak pulang dengan gembira, di~engah djalan sambil menghafalkan nazam (lagu-lagu) dalam bahasa Arab atau hahasa Djawa. Isi lagu itu mengandung petuah dari petitih bagi para putra dan putri, untuk kehalusan budi peke{ti berdasarkan. sari-sari Agama Islam.

Setengahnja ada pula jang bernjanji Jagu motjopat (tembang).

Pada waktu akan tidur, anak-anak berkumpul diatas balai-balai pandjarig, tempat tidur mereka bersama. Sebelum tidur sering kali lbu /Bapaknja mentjeriterakan dongeng-dongeng jang berisi didikan budi-pekerti. Dongeng itu bersifat tjeritera pendek, mengambil dari dongeng hewan, jang sangat terkenal ialah kantjil, sebagai alat pendidikan perkembangan akal. Dongeng roman jang terkenal dongeng Raden Putro, ,,sebagai alat pendidikan budi-pekerti;

Dongeng-dongeng sedjarah: Kjai Ageng Selo, Kjai Ageng Pengging, Djaka Tingkir, untuk memperdalam adat-istiadat sopan santun dan bahasa.


PENDIDIKAN BERLAGU.

Tembang Motjopat sebagai alat pendidikan.

Budi-pekerti dan pengetahuan kanak-kanak terkadang terdapat rangkaian katakata jang dilagukan, belum memerlukan isi, hanja tidak terdapat maksud jang menggambarkan asmara, clan tidak terselip pula kata-kata jang tidak sehat. Dalam ikatan itu terdjalin pilihan kata-kata jang sudah dimengerti oleh alam pikiran kanak-kanak. lbu /Bapak berlagu lebih dahulu sebagai tjontoh, lalu disusul anak-anaknja menjanji bersama. Adapun lagu-lagu jang diadjarkan dipilih dari jang mudah, lagi jang berbait beberapa baris sadja. Misalnja:


1. Potjung.

  1. Bapak Potjung; pasar Mlati kidul Denggung,
    Kritjak lor negara, Pasar gedế loring lodji,
    mếnggok ngếtan kesasar njang Gondomanan.
    Maksudnja: Menerangkan arah beberapa tempat Kota Jogjakarta.
  2. Bapak Potjung, dudu watu dudu Gunung, satrija Palếmbang, dedegira ageng-
    inggil, jến lumampah si Potjung lembehan Grana.
    Lagu ini berisi teka-teki, jang dimaksudkan binatang Gadjah.


58