Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/85

Halaman ini tervalidasi

Adipati Arja Paku-Alam I (Kangdjeng Pangeran Notokusumo) sendiri memberikan peladjaran segala sesuatu pengetahuan dan ilmu tata-negara kepada para putera dan santana. Adapun jang ikut serta dan melajani usaha K.G.P.A.A. Paku-Alam I, jaitu:

  1. Seorang pegawai bernama Ngabei Kawiredjo, memberikan peladjaran kesusasteraan Djawa.
  2. Seorang Penghulu bernama Kjai Hadji Mustahal, memberikan peladjaran

ilmu agama Islam.
Hasil usaha ini, tidak lama. Kadipaten Paku-Alaman dapat memperlengkapkan Pegawai jang tjukup ketjakapannja untuk dapat mendjalankan Pemerintahan pada masa itu. Sistim jang diusahakan K.G.P.A.A. Paku-Alam I tersebut mendjadi suatu teladan bagi para putera-santana dan pegawai, dan sistim ini dapat berdjalan terus dalam lingkungan Pura Paku-Alaman. Pada masa K.G.P.A.A. Paku-Alam II perkembangan dan kemadjuannja, dapat menundjukkan hasil jang memuaskan. Salah satu hasil dari sistim tersebut diatas ialah: para putera santana dapat mendjabat pangkat tentara (Legioen) jang lebih tinggi, jang sederadjat dengan tentara bangsa Belanda pada djaman itu. Dalam dunia kesusasteraan Djawa masih terdapat peninggalannja, jaitu beberapa kitab bahasa Djawa (gantjaran dan tembang) jang mendjadi pusaka, tersimpan dalam gedung perpustakaan Pura Paku-Alaman. Umum dapat mengetahui bahwa kitab Djawa jang bernama: Serat Darmowirajat (tembang) buah Tjiptaan K.G.P.A.A. Paku-Alam III. Mengenai kalangan Seni lagu (karawitan), seni-tari dapat ternjata, ketika zaman K.G.P.A.A. Palm-Alam V, dengan mengadakan seni-tari jang menggambarkan suatu tjeritera Bandjaran-Sari (Roman bersedjarah). Pada masa itu pembangunan didalam dan diluar kota, terutama pertanian dan pengairan berdjalan terus.

Pada achir abad ke 19, kira-kira 1892 Legioen (tentera) dibubarkan oleh pemerintah Hindia-Belanda. Karena pembubaran Legioen ini, maka dari kebidjaksanaan K.G.P.A.A. Paku-Alam V berusaha, agar supaja para putera-santana Paku-Alaman dapat diterima mendjadi murid pada sekolah-sekolah Belanda, (Eerste Lagere School atau Twede Europeesche School) jang berlandjutan kesekolah H.B.S. (Hogere Burger School) di Djakarta, dan selandjutnja ke Perguruan Tinggi dinegeri Belanda.

Bagi anak-anak Pegawai Paku-Alaman disediakan sebuah sekolah partikelir; jang setingkat dengan sekolah Gubermen jang ada diluar daerah Jogjakarta. Sekolah tersebut dibawah pimpinan Ngabei Wirohaksoro sebagai Kepala-Sekolah, dan beridjasah Kweekschool di Probolinggo. Ketjuali sekolah tersebut ada beberapa sekolah partikelir lagi jang sengadja disediakan untuk anak-anak rakjat dalam daerah Paku-Alaman, jang akan diterangkan pada bagian belakang.

Lantaran peristiwa jang tersebut diatas, maka ternjatalah bahwa perkembangan dan kemadjuan menuntut ilmu pengetahuan ditanah Kadipaten Paku-Alaman, baik dalam kota maupun diluar kota (daerah kabupaten Adikarta, Kulon-Progo) sangat pesatnja.

Pada permulaan abad jang ke 20, ialah masa K.G.P.A.A. Paku-Alam VII, walaupun umumnja dalam kesibukan pendidikan setjara Barat, tetapi beliau berpendirian kuat untuk memperkembangkan pendidikan kebangsaan, jang berhubungan langsung dengan adat-naluri, kebudajaan dan kesenian peninggalan dari para leluhurnja. Jang perlu diterangkan disini, bahwa K.G.P.A.A. Paku-Alam VII mendjadi ketua perkumpulan amal pengadjaran „Neutrale Onderwijs Stichting” sampai wafatnja

beliau menduduki djabatan ketua perkumpulan tersebut.

67