Halaman:Kota Jogjakarta 200 Tahun (1956).pdf/88

Halaman ini tervalidasi

Pada achir tahun 1900 dikota Jogjakarta hanja ada dua sekolah jang didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda. Sekolah sematjam itu oleh chalajak-ramai diberi nama SEKOLAH GUBERMEN. Dua buah sekolah itu berderadjat Sekolah kelas I dan II, bertempat:
1. Di Sri Menganti, gedung sekolah itu pindjam sebagian ruang Bangsal Tradjumas, jang ada diantara rtgol Sri Menganti dengan regol Donopratopo, dalam Keraton (Istana Radja).
Sekolah kelas I di Sri Menganti itu hanja untuk para keturunan Radja, dan anak abdidalem (hamba Keraton) jang berpangkat tinggi.
2. Di Pagelaran, bertempat di Bangsal Pengapit sebelah Barat, diruang Pagelaran, djuga memindjam tempat seperti sekolah Sri Menganti tersebut diatas. Sekolah Pagelaran ini berderadjat sekolah kelas II, disediakan bagi anak para pegawai menengah dan pegawai rendah.

b. Daftar Peladjaran. (leerplan).

Kedua sekolah itu sadja jang daftar peladjarannja dapat diketahui, garis besarnja:
1. Membatja huruf Djawa dan Latin.
2. Menulis huruf Djawa dan Latin.
3. Berhitung:
Menambah, mengurangkan, memperbanjak dan membagi bilangan bulat dan petjahan.
4. Ukuran, timbangan, dan tangkaran.
5. Ukuran, luas dan isi (besar).
6. Bahasa Djawa dan Melaju.
7. Ilmu-Bumi seluruh Indonesia.
8. Menggambar.
9. Ilmu-Hajat (bagian manusia dan hewan).
10. Nembang (menjanji).
11, Sedjarah Keraton Ngajogjakarta.
12. Ilmu-ukur (landmcten).

c. Buku-buku Peladjaran.
Untuk pegangan para guru dan murid-murid, diberi oleh pemerintah Hindia Belanda.

d. Formasi guru.
Guru-guru terdiri dari Kepala Sekolah dan para guru bantu. Kepala Sekolah harus beridjazah Kweekschool voor Inlandsche Onderwijzer, jang biasa disebut Sekolah Tjalon Guru dan terkenal djuga dengan nama Sekolah Radja. Guru-guru bantu tamatan dari sekolah rakjat dan ditambah pengetahuan dengan djalan menempuh udjian.
Bagi Sekolah Sri Menganti baik Kepala Sekolah maupun para guru pembantunja terdiri dari Guru jang beridjazah Sekolah Radja tsb.
Kebanjakan guru-guru itu berasal dari tanah Gubermenan, guru-guru jang berasal dari Jogjakarta sedikit sekali.