AGAK tjukup terangkah arti Ksatrya jang gemblengan, jang dengan bulat sudah memenuhi sjarat2 kesusilaan, dan sudah sangguplah pula melakukan korban. Sekarang perlulah djuga diperingatkan, bahwa sebelum seorang Ksatrya melangkahkan djedjaknja kedepan untuk berkorban ialah lebih dahulu harus beristirahat, menjutjikan Roch, membersihkan Djasmani, ialah kesemuanja untuk latihan agar nanti ia dapat tahan segala pertjobaan atau udjian dan kuat menolak segala goda-bentjana, jang dihadapi dalam perdjalanannja. Latihan inilah jang dinamakan prihatin.
Perkataan prihatin djika dipetjah mewudjudkan kata2 perih (pedih) dan hati. Djika prihatin adalah hati jang sengadja dibuat pedih dan sakit. Prihatin bukannja susah hati dan gugup tidak karuan, bukan putus asa, bukan bingung nubruk sini dan nubruk sana. Bukan, bukan itulah! Prihatin mempunjai sjarat2 istimewa, mempunjai sjarat2 jang berdjenis-djenis, tetapi antaranja jang terpenting sjarat harus mengosongkan pantja-indera, demikianlah agar sidjasad jang memang bersifat kasar tidak memberi kelongggaran lagi akan bersarangnja sjaitan2 jang datang dari luarpun datang dari dalam, jaitu nafsu diri sendiri. Karena kosongnja pantja-indera inilah lalu membawa kealam lain, Alam kosong, Alam Sutji. Alam sunji-senjap adanja. Dalam keadaan demikian mudahlah ilham2 atau wahju jang memang tersedia untuk memasukinja, mendapatkan tempat seluas-luasnja. Iham2 jang masuk karena prihatin itulah jang akan bisa mentjegah segala soal jang sulit-musjkil, akan bisa memberi fadjar pada udara jang sedang gelap-gulita.
Zaman-baru agak beri kesan, bahwa ilham2 atau wahju itu, sudah mendekati akan masuknja. Hanja para Ksatrya jang tjukup bulat pegang kesusilaannja, pun telah saggup lahir dan batin melakukan korban sedjatinja, dan sudah melatih Roch-Djasadnja karena mendjalankan prihatin tahadi, hanja Ksatrya serupa inilah jang dapat menerima ilham2 atau wahju itu. Terhadap Ksatrya gadungan maka ilham dan wahju akan mendjauhi. Iham atau wahju ta' akan djatuh djika tempat atau udara masih sangat kotor atau keruh . . . . . . . . .
Adapun keruhnja udara atau gelap gulitanja suasana
15