Halaman:Ksatrya.pdf/13

Halaman ini telah diuji baca
SETIA.

KSATRYA gemblengan, hendaklah sebagai seorang, nachoda jang sudah bersiap berangkat akan menudju sesuatu arah pelabuhan, setelah ia menjelidiki alat pelajaran lebih dahulu dengan seksama seperti lajar2, tali-temali, kemudi, pedoman dsb.

Sesudah Ksatrya itu melatih diri lahir-batinnja dengan djalan perihatin, sebagai persiapan untuk membuktikan korbannja, karena mempunjai tudjuan sedjati iapun harus memegang pedoman atau kompas, supaja ia tidak membelok kian kemari, hingga kehilangan tudjuan tadi. Adapun pedoman atau petundjuk djalan itu ialah setia.

Setia itu termasuk dalam perangai seorang jang akan berangkat kearah tudjuannja jang mendjadi idam2an dan kejakinannja. Setia harus terus menerus dibawa dalam dadanja, djangan sampai ketinggalan dirumah. Djika seorang nachoda lalai akan kompasnja, pastilah ia bingung kehilangan arah tudjuan dan karena bingungnja, boleh djadi ia kembali ketempat awalnja atau boleh djadi djuga lenjaplah di samodra.

Djarum pedoman mempunjai berdjenis2 kekuatan karena besi berani, bahkan ada djuga besi jang palsu. Demikianlah halnja dengan kesetiaan, bisa djuga mempunjai matjam2 ukuran dalam dan dangkalnja, bahkan ada djuga setia palsu. Djarum pedoman jang hanja mempunjai besi berani pada lapisan atas sadja, mustahil dapat tahan lama ditengah2 samudra ada kemungkinan kehilangan kekuatan besi beraninja dan akibatnja kehilangan arah tadi. Demikinlah halnja dengan seseorang jang kesetiaannja hanja terdapat dilapisan bibirnja sadja, djika ia sudah berdjalan ditengah2 gelombang, kesetiaannja itu akan luntur dan kemudian hilanglah sama sekali.

Ksatrya gemblengan tentu mempunjai besi-berani jang tulen dalam kompasnja. Sampai pada achir tudjuannja ia ta'akan melepaskan djarumnja, ta'akan melepaskan ke-setiaan pada kejakinannja.

17