Halaman:Ksatrya.pdf/25

Halaman ini telah diuji baca
PERWIRA.

PERWIRA adalah sikap seorang pahlawan jang gagah berani, jang dengan tetap-sentausa pegang harga diri dalam melakukan kewadjibannja dimedan perdjuangan. Segala pekerdjaan senantiasa diselesaikan, dengan saksama. Oleh karena itu para perwira baiklah ditempatkan dibarisan muka, tidak karena nafsu hormat, tetapi karena ia harus memimpin dengan sesungguhnja, harus menentukan sikap2 dan bertanggung djawab tentang segala2nja.

Sifat2 luhur dalam kerochanian ialah tingginja budi pekerti, teguhnja pendirian dalam mendjaga kehormatan diri, mendjauhkan segala tindakan hina-dina dan durhaka inilah kandungan dada orang-perwira. Menghargai diri itu tidak berarti merendahkan ataupun mengurangi kemerdekaan dan kehormatan orang lain, bahwa orang perwira selalu memperhatikan kedudukan orang lain dan menghormat sepatutnja menurut ukuran dan chodrat masing2.

Oleh karena keperwiraan itu satu sifat jang luhur jang harus mendjadi pegangan Ksatrya, maka disini akan saja lambangkan sebagai emas jang berharga tinggi. Emas adalah bertingkat2 karatnja. Maka harganja bertingkat2 menurut itu pula: jang paling tinggi ialah 24 karat. Makin kurang karatnja, makin kurang pula harganja. Bahkan ada pula hanja emas „sepuhan” (lapisan) sadja.

Seimbang dengan emas jang turun karatnja karena banjak sedikit tertjampur dengan djenis logam jang rendah harganja, maka berkurang pula luhurnja keperwiraan djika tersisip diantaranja nafsu angkara. Maka dari itu untuk mendidik sifat perwira tidak tjukup hanja dengan menuntut sjarat-sjaratnja keperwiraan sahadja, akan tetapi lebih penting djuga harus mendjauhkan segala nafsu angkara, seperti, irihati, dengki, djahil, tjongkak, tama dsb.

Sebaliknja sifat keperwiraan lebih gemilang memantjarkan tjahjanja djika berdampingan dengan sifat2 adili, djudjur, sepi-pamrih dan sebagainja.



29