KEDUA perkataan tentu tidak asing bagi umum, bahkan saban hari perkataan2 itu diutjapkan atau ditulisnja. Memang hal ini ialah selajaknja karena pentingnja. Oleh sebab itu lebih2 buat Ksatrya arti2 dua kata tersebut pantas dan perlu sekali dibawa sebagai bekal perdjuangannja dalam medan Kurusetra, karena Ksatrya adalah lain dari jang lain, ia seorang istimewa. Dalam pedalangan pun sudah dibuktikan dengan terang bahwa djumlah Ksatrya itu dapat dihitung dengan djari banjaknja, karena keistimewaannja. Bahkan djika diambil pokok bilangan adanja hanja 5 (lima), ialah Pendawa lima dengan beberapa putra2nja. Di Astina memang hampir setiap orang ingin menamakan dirinja sebagai Ksatrya seperti Dursasana.
Ridla dan Ichlas adalah dua perkataan, jang mengandung dua arti djua. Oleh sebab itu tidak dapat arti2 itu dibolak-balik dalam memakainja, hingga tiada isinja, begitupun djuga tidak boleh diutjapkan dengan mudah sekali, karena dapat hilang harganja. Memang arti kedua kata itu hampir sama, malah tidak kelihatan batasnja. Tidak kelihatan batasnja karena kedua2nja berarti "lepas" atau kedua2nja mendjadi akibat dari "karena-lepas" dari hal2 jang ingin melekat dalam melakukan kewadjibannja, tetapi orang harus ichlas, "karena lepas" pula dari hal2 atau harta-benda-tachta jang pernah mendjadi miliknja. Djadi memang ridla dan ichlas itu sama, kedua-duanja "karena lepasnja". Adapun perbedaan ialah dalam djurusannja. Djika lepasnja ridla kedjurusan muka, maka lepasnja ichlas adalah kedjurusan belakang. Laksana daun djati maka ridla adalah terletak dimuka jang halus, dan ichlas dibelakang jang kasar. Dan djika manusia maka dadanja, mukanja, pantja-inderanja jang madep kedepan, itulah jang mengatur lepasnja sifat ridla, sedangkan punggungnja jang harus melepaskan sikap ichlas itu. Teranglah bahwa batas tidak dapat diraba. Hanja rasa jang mendjadi batasnja, oleh karenanja orang bingung memakainja.
Seorang Ksatrya itu mengerti akan arti2 jang penting dan dalam itu. Dengan bekal2 jang kita paparkan berturut-turut ialah sifat seperti djudjur, adil, setia, susila dsb. maka Ksatrya berdjalan selangkah demi selangkah de-
33