Halaman ini belum diuji baca
sahan, lalu baru membutuhkan Tuhan sadja. Tetapi ia tjinta kepada Tuhan, karena ia sudah tunggal, bersatu padu, sudah luluh mendjadi satu dengan Tjinta-kasih- Tuhan. Djadi ketjintaan ini adalah kekal langgeng. Selandjutnja Ksatrya tjinta akan tanah airnja.
Inipun tidak mudah ditebak dengan tanganpun, dili- hat dengan mata, karena tanah air bukanlah tanah dan air, jang dapat digali dan diminum biasa.
Bagi seorang Ksatrya tjinta kepada Tuhan dan Tanah Air itu tak mengenal waktu dan selandjutnja sepi-pamrih. Ketjintaan Ksatrya dulu sama dengan sekarang, karena Tuhan dulu dan Tanah Air dulu tetap sama pada masa sekarang ini, pun kelak kemudian hari.-
36