PANTIA INDERA
PANTJA=LIMA. Indera = Perkakas. Djadi Pantja-In- dera Lima perkakas. Lima perkakas jang terletak pada tubuh manusia, djadi jang mendjadi milik manusia atas karunia Tuhan. Mata Telinga Hidung Lidah Rasa seluruhnja, inilah lima buah perkara itu.
Adanja perkakas dalam dunia ramai seutuhnja me- mang amat perlu, ialah agar dunia seisinja dapat selalu terus menerus bergerak dengan tiada hentinja. Lebih ba- njak perlengkapan perkakas itu lebih erat perhubungan antara satu dan lain, lebih bergelora dan berdaja djiwa dunia ini lebih dinamis adanja.
Djadi pada umumnja perkakas itu memang penting sekali. Orang duduk butuh perkakas duduk, jaitu kursi. Orang pergi butuh perkakas pergi, ialah kretek atau su- paja tjepat mobil, dan djika djauh naik kereta api, kapal api atau kapal udara. Orang menggali tanah butuh patjul dan linggis dan orang akan berperang, butuh senapan dan peluru. Perkakas2 tadi tidak dapat dihitung banjak- nja dan djenisnja, tetapi seharusnja, orang tahu akan faedah masing2, bahkan kodrat iderat masing2.
Manusia haruslah tahu, haruslah insjaf bagaimanakah memakainja. Perkakas duduk jaitu kursi misalnja, djangan- lah dipakai untuk keperluan lain.
Kembali pada pantja indera. Mata dan lain sebagai- nja tahadi adalah perkakas jang melekat pada tubuh manusia untuk dipakai sebenar2nja karena masing2 mem- punjai hak-kewadjiban, mempunjai kodrat-iradat sendiri. Sering kali orang liwat batas, memakainja hak pantja- indera tadi, ialah hak melihat, mendengar, memakan dan lain2 sebagainja.
Dengan keadaan demikian maka keadaan pantja- indera jang mendjadi perkakas manusia-semata2 tadi lalu terbalik. Oranglah jang diperkakaskan belaka. Dan me- mang dalam pada hal ini, harta tachta wanita-prya jang pokoknja dapat mengadjak pantja - indera kealam bolak- balik tadi. Seorang Ksatrya jakin akan arti Pantja indera dengan sedjatinja. Oleh sebab itu ia dapat dengan sak- mempergunakannja. Ia dapat memperfaedahkan
sama
37